Wednesday 4 January 2017

Mengunjungi Kampung Reog di Surabaya

Patung pemain reog yang terletak di pintu masuk Kampung Reog,, Surabaya, Sabtu (19/3/2016).

Siapa yang tak kenal Reog? Hampir seluruh masyarakat Indonesia mengenal  kesenian yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur ini. Reog menjadi salah satu identitas budaya Indonesia, meski secara resmi belum diakui oleh Unesco sebagai warisan budaya dunia.

Keberadaanya saat ini tidak hanya ditemui di Ponorogo saja. Banyak kelompok kesenian reog bermunculan di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya di kota Surabaya. Adalah Kampung Reog yang terletak di jalan Kertajaya, di dalam kampung ini ada sebuah kelompok yang bernama Reog Singo Mangku Joyo. 


Kelompok kesenian itu tidak hanya mampu menampilkan pertunjukan Reog saja, namun juga membuat topengnya. Salah satu senimannya, Wawan, mampu membuat topeng berbagai karakter penokohan Reog.

Keahliannya itu ia tekuni sejak tahun 2006 lalu. Berawal dari sang istri, Susan, ide bisnis kerajinan topeng ini muncul. Kala itu, Susan membuatkan topeng ganongan yang terbuat dari kertas untuk buah hatinya. Topeng buatan Susan itu terlihat bagus, Wawan pun mengajaknya membuat topeng berbagai tokoh untuk dijual.


Topeng buatan mereka diterima dengan baik oleh masyarakat, pesanan pun mulai berdatangan. Hingga saat ini Wawan berhasil memasarkan topengnya di berbagai daerah, seperti Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, dan Tarakan di Kalimantan.


Foto kiri: Wawan sedang mengecat topeng ganongan di rumahnya, Kampung Reog, Surabaya, Sabtu (19/3/2016). Foto kanan: Sejumlah topeng buatan Wawan di Kampung Reog, Surabaya, Sabtu (19/3/2016).

Saat saya mengujungi rumahnya, Wawan nampak sibuk membuat topeng. Puluhan topeng ganongan berwarna merah dan kuning berjajar memadati ruangan. Tak mau melewatkan momen, saya pun mengambil kamera DSLR untuk mengabadikannya.

Topeng buatan Wawan ini terbuat dari dua bahan dasar yang berbeda, yakni kertas dan kayu. Tentu perbedaan bahan itu juga menentukan besaran harganya. Topeng Bujang Ganong berbahan kertas dibanderol Rp 25 ribu per buah, sedangkan yang berbahan dasar kayu dihargai Rp 75 ribu per buah.

"Proses pembuatan topeng Bujang Ganong berbahan kertas memakan waktu tiga hari, sedangkan bahan kayu prosesnya satu bulan," ujar Wawan, sembari mengecat topeng di rumahnya, Sabtu(19/3/2016).

Wawan dan Susan tidak hanya membuat topeng reog saja, mereka juga menerima pesanan pernak pernik tari Reog, barongsai, dan perlengkapan kesenian jaranan. Pernak-pernik tersebut ia hargai mulai Rp 25 ribu hingga 500 ribu.  (Tripnesian)



Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment