Showing posts with label Explore Kota Batu. Show all posts
Showing posts with label Explore Kota Batu. Show all posts

Thursday 15 December 2016

Mengunjungi Alun-Alun Kota Batu

<img src='tripnesian_alun-alun-kota-batu_01.jpg' width='100' height='100' alt='alun-alun kota batu'/>
Alun-alun Kota Batu, Selasa (6/12/2016) Pagi.

Alun alun sejatinya sudah ada sejak zaman Majapahit. Mpu Prapanca dalam kitab Negarakertagama menyebutkan alun alun sebagai tempat sakral dan kerakyatan. Sejumlah ritual keagamaan, penyampaian titah raja serta kegiatan pesta rakyat diselenggarakan di alun alun.

Tak jauh beda dengan saat ini, alun alun digunakan sebagai pusat berkumpulnya masyarakat. Seakan menjadi sesuatu yang wajib dimiliki, hampir seluruh kota di Indonesia memiliki alun alun.


Diantaranya adalah Kota Batu, sebagian besar kegiatan kerakyatan diselenggarakan di alun alun, seperti perayaan tahunan serta acara seni dan budaya. Juga menjadi ikon kota yang dijuluki Kota Wisata ini. Bisa dibilang salah satu alun alun terbaik di Indonesia.

Alun alun Kota Batu menjadi destinasi wisata baru usai direnovasi dan dibuka kembali pada Mei 2011 lalu. Di dalamnya terdapat ragam fasilitas bermain seperti bianglala, taman air mancur, dan playground mini. Tepat di tengahnya ada  air mancur buah apel yang sangat iconic. Serta ruang informasi yang bangunannya dibentuk serupa buah strawberry dan apel raksasa.


Lazimnya alun alun dari zaman ke zaman, alun alun Kota Batu berada di pusat kota. Dikelilingi bangunan perniagaan dan bersebelahan dengan masjid Jami.  Jika dilihat dari atas, gugusan gunung dan perbukitan tampak mengelilinginya. Pantas saja udaranya sangat sejuk dan berhawa dingin.

<img src='tripnesian_alun-alun-kota-batu_02.jpg' width='100' height='100' alt='alun-alun kota batu'/>
Pengunjung sedang berjalan di air mancur buah apel di Alun-alun Kota Batu, Selasa (6/12/2016).

Bagi perokok aktif harus menggugurkan sejenak keinginannya untuk menghisap rokok, karena pengelola menerapkan aturan tidak boleh merokok saat berada di dalam alun alun. Ada tempat khusus atau smoking room yang disediakan oleh pengelola.

Tidak hanya warga Batu dan sekitarnya saja yang mengunjunginya. Wisatawan dari daerah lain juga banyak yang datang. Apalagi jika bertepatan dengan hari libur, akan sangat ramai pengunjung.


Halaman parkir yang luas serta letaknya yang strategis sangat memudahkan orang untuk mengunjunginya. Di sekitarnya juga terdapat kedai makan yang menjual menu khas Kota Batu, yaitu ketan, serta sejumlah makanan dan minuman yang terbuat dari olahan buah apel. Tak sedikit wisatwan yang berkunjung ke alun alun Kota Batu mampir dan membawa pulang untuk oleh-oleh. (Tripnesian)


Friday 9 December 2016

Paralayang Batu, Omah Kayu dan Sunrise Gunung Banyak

Sejumlah pengunjung sedang terbang bersama master tandem di wisata Paralayang, Kota Batu, Minggu (8/2/2015).

Gunung Banyak, sebuah gunung mati yang memiliki ketinggian 1.315 Mdpl, terletak di Songgokerto, Kota Batu, Jawa Timur. Keberadaannya dikenal oleh paraglider dari berbagai daerah di Indonesia, sebagai tempat untuk melayangkan parasut. Juga menjadi spot terbaik wisatawan untuk melihat lanskap Kota Batu.

Surya pagi perlahan beranjak ke peraduannya, menyingkap halimun yang menyelimuti dataran tinggi Gunung Banyak. Puluhan wisatawan pun menyambutnya dengan hangat, usai semalam bergelut dengan dingin menanti kedatangannya.

Memandang ke timur, tampak silhouette Mahameru beralaskan awan. Seiring dengan sang surya yang cahayanya perlahan menerangi Kota Batu di kaki Gunung Panderman. Panorama elok itu serupa lukisan yang tersaji di kala pagi.


Gunung Banyak adalah salah satu destinasi wisata. Jika hari libur panjang selalu padat oleh wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia.

Mereka menyebutnya "Paralayang Batu", karena di sinilah spot terbaik olahraga paralayang di Kota Batu. Pengunjung juga bisa terbang menggunakan paralayang, tentu dengan ditemani oleh master tandem dari komunitas paralayang Gunung Banyak, kecuali bagi yang memiliki sertifikasi dari PLGI (Persatuan Layang Gantung Indonesia) diperbolehkan terbang sendiri.

Untuk menikmati sensasi itu kita harus membayar sebesar Rp 350 ribu per orang. Tidak sedikit wisatawan yang mencobanya. Saat melayang kita bisa melihat lanskap Kota Batu dengan luas. Setelah sampai di landasan atau daratan kita akan diantar kembali ke Gunung Banyak.


<img src='tripnesian_wisata-paralayang-batu_04.jpg' width='100' height='100' alt='paralayang batu'/>
Sejumlah pengunjung sedang menikmati suasana di Omah Kayu, Gunung Banyak,  Minggu (8/2/2015).

Selain keindahan panorama dan sensasi paralayang, di tempat juga ada wahana Omah Kayu. Sebuah rumah kayu yang dibangun di atas pohon, suasanya sangat nyaman, teduh dan sejuk. sangatlah cocok dibuat untuk bersantai sembari menikmati lanskap Kota Batu. 

Rumah ini juga disewakan untuk umum, biaya sewa nya sebesar Rp 350 ribu untuk satu hari. Banyak pengantin baru yang menyewa rumah kayu ini untuk berbulan madu.

Untuk menikmati suasana di Omah Kayu kita dikenakan tarif masuk sebesar Rp 5 ribu per orang. Sedangkan tiket masuk wisata Gunung Banyak sebesar Rp 10 ribu per orang termasuk biaya parkir. (Tripnesian


Saturday 19 November 2016

Peternakan kuda Megastar, destinasi baru di Kota Batu

<img src='tripnesian_peternakan-kuda-megastar-batu_01.jpg' width='100' height='100' alt='wisata peternakan kuda megastar'/>
Pengunjung sedang berkuda di area wisata peternakan kuda Megastar, Batu (3/1) Siang.

Satu lagi destinasi wisata baru yang patut untuk dikunjungi. Adalah peternakan kuda Megastar yang berada di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Tempat wisata pacuan kuda yang baru saja dibuka pada Oktober 2015 lalu.

Di tempat wisata ini kita bisa melihat aktifitas puluhan kuda serta memacu kuda, berkeliling di area wisata dengan berkuda.


Tempat wisata seluas 2 hektar ini berada di dataran tinggi kawasan hutan Oro-oro Ombo. Memiliki 2 lapangan pacu, istal, dan beberapa pondokan yang disediakan untuk menikmati lanskap kota Batu.


Menilik dari berbagai sumber, wisata ini sebelumnya adalah tempat penangkaran kuda, program silvopasture dari Perhutani. Kemudian, atas ide dari Wali Kota Batu Eddy Rumpoko pernangkaran ini diubah menjadi tempat wisata. Saat ini dikelola oleh Pemerintah Kota, dan Perhutani bekerja sama dengan PT Megastar.


Suasana di tempat ini sangat nyaman, dan sejuk. Dari tempat ini kita bisa melihat panorama Kota Batu dengan katar bekakang Gunung Arjuna. Wisatawan yang berkunjung ke sini bisa menyewa kuda untuk berkeliling area wisata.


Kabarnya dalam waktu dekat akan dibangun sejumlah fasilitas, seperti sentra kuliner, home stay, dan beberapa pertunjukan  cross country dan koboy show.


Tempat wisata pacuan kuda ini dibuka mulai pukul 09.00 WIB hingga 17.00 WIB. Jika anda ingin berkunjung ke sini anda harus membayar tarif tiket masuk wisata sebesar Rp 25.000 per orang. Sedangkan tarif untuk menyewa kuda sebesar Rp 50.000 per orang selama 30 menit dengan ditemani petugas setempat demi keselamatan.


<img src='tripnesian_peternakan-kuda-megastar-batu_02.jpg' width='100' height='100' alt='wisata peternakan kuda megastar'/>
Sejumlah siswa riding school di peternakan kuda Megastar, Batu (3/1) Siang
Selain itu juga ada program sekolah berkuda (riding school). Program ini dibuka untuk umum, mulai dari umur 7 tahun hingga dewasa. Pengelola mendatangkan pelatih profesional berlisensi Pordasi (Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia). Sedangkan untuk biayanya sebesar Rp 400 ribu per bulan. Saat ini terhitung 30 siswa yang bersekolah di sini.

Peternakan kuda Megastar ini memang sangat cocok buat alternatif wisata. Ramai dikunjungi wisatawan pada saat hari libur. Terlebih pada saat hari libur panjang.
(Tripnesian)


Saturday 12 November 2016

Gemerlap suasana malam tahun baru di Kota Batu

<img src='tripnesian_malam-tahun-baru-di-kota-batu_01.jpg' width='100' height='100' alt='tahun baru di kota batu'/>
Menara masjid Jami An Nur diantara ribuan umat muslim yang sedang istighosah pada perayaan tahun baru di Alun- alun Kota Batu (1/1/2016) Malam.

Merencanakan liburan tahun baru seakan menjadi sebuah tradisi yang wajib dilakukan oleh sebagian besar orang, khususnya di Indonesia. Destinasinya pun berbeda-beda menurut selera masing-masing. Liburan ke Kota Batu salah satunya. Kota yang berjuluk Kota Wisata ini menjadi destinasi ribuan wisatawan dari berbagai daerah terutama di Jawa Timur untuk merayakan momen pergantian tahun.

Saat malam tahun baru hingga hari H kota ini mendadak ramai. Jalanan sarat akan kendaraan bermotor. Pinggiran jalan sebagiannya dipenuhi para pedagang dadakan yang mencari peruntungan.


Ada dua spot yang ramai dikunjungi, yakni Alun-alun Batu dan wisata Gunung Banyak atau dikenal dengan Paralayang.


Selain menikmati kuliner khas ketan yang terkenal itu, ada pemandangan berbeda saat perayaan malam tahun baru di Alun-alun Kota Batu. Ribuan umat muslim dari Kota Malang dan Batu berkumpul melakukan Istighosah yang diselenggarakan tiap malam tahun baru . Mereka menggemakan takbir dan shalawat.


Tak sedikit wisatawan yang terlarut akan suasana itu. Mereka ikut bertakbir dan shalawat dengan diiringi puluhan kembang api yang mewarnai langit.


<img src='tripnesian_malam-tahun-baru-di-kota-batu_02.jpg' width='100' height='100' alt='tahun baru di kota batu'/>
Gemerlap Kota Batu dilihat dari puncak Gunung Banyak, Kota Batu (1/1/2016) Malam.

Sementara itu antrean kendaraan bermotor berjubel, memenuhi jalanan menuju wisata Paralayang. Sekitar kurang lebih 1 Km panjangnya antrean rombongan pengunjung. Di puncak gunung, tampak ratusan wisatawan yang sebagian besar adalah kaum muda sedang menikmati pemandangan Kota Batu dari atas. Sembari menikmati makanan dan minuman hangat yang disajikan oleh warung sederhana yang ada di lokasi.

Lanskap Kota Batu jika dilihat dari tempat wisata ini memang sangat  indah, terutama pada malam hari. Gemerlap cahaya lampu kota bak berlian yang terhampar di bawah kaki Gunung Panderman.


Pesta kembang api pun mewarnai suasana malam tahun baru di Gunung Banyak. Kembang api yang sengaja dibawa oleh pengunjung itu dinyalakan secara bergantian saat pukul 12 pas. Cukup memecah suasana dan dinginnya suhu di puncak Gunung Banyak yang tingginya 1200 Mdpl.  


Tak hanya keindahan lanskap dan kemeriahan itu saja yang dicari di Gunung Banyak. Ratusan orang tersebut juga ingin menyaksikan momen matahari terbit di awal tahun.
(Tripnesian)