Tuesday 17 January 2017

Berburu di Pasar Burung Bratang

Sejumlah pengunjung mengamati koleksi burung di lantai bawah pasar burung Bratang, Surabaya, Senin (14/3/2016).

Awan mendung menyelimuti Kota Surabaya siang itu. Lalu-lalang pengunjung nampak memenuhi lorong-lorong gang. Pun, ribuan kicau burung terdengar riuh bersautan, sebagai penanda di Pasar Burung Bratang.

Mungkin bagi sebagian besar orang, khususnya pecinta burung di Surabaya, tidak asing dengan pasar ini. Keberadaannya sudah dikenal sejak tahun 1980 lalu. Bisa dibilang, pasar burung ini adalah yang terbesar di Kota Surabaya.

Berbagai jenis burung hias maupun kicau dijual di pasar ini, seperti love bird, burung hantu, gagak, parkit, burung gereja, nuri, kutilang, perkutut, kenari, kacer, cendet, muray, macaw, cucak hijau, cucak rowo, dan masih banyak lagi burung jenis lainnya. Harganya pun variatif, mulai dari ribuan hingga puluhan juta rupiah.

Pasar burung Bratang terbagi menjadi dua bagian, yakni lantai bawah dan atas. Masing-masing lantai menjual jenis burung yang berbeda. Lapak-lapak di lantai bawah sebgaian besar menjual jenis burung hias, seperti burung parkit, gereja, nuri, dan burung hantu. Sedangkan di lantai atas menjual burung kicau, seperti kenari, cended, kacer, muray, dan cucak rowo.

Saya mencoba menghampiri dan bertanya ke salah satu pemilik lapak di lantai bawah. Namanya Sabar (39), dia mengatakan lantai bawah kebanyakan menjual burung yang harganya tergolong murah.

"Pecinta kicau yang dompetnya tebal biasanya langsung naik ke lantai atas," ujarnya, sembari melayani pembeli, Senin (14/3/2016).

Pasar burung yang terletak di jalan Bratang Binangun ini juga menjual makanan burung, dan terdapat pula pengrajin sangkar yang berada di lantai bawah. Biasanya sebagian pengunjung sekaligus membeli makanan dan sangkar burung di sini.

Ada sekitar 5 pengrajin, salah satunya adalah Abdul Hamid (38), pria asal Madura ini sudah puluhan tahun menggeluti usaha kerajinannya di pasar burung ini.

"Satu sangkar kayu jati harganya 300 ribu rupiah," jelasnya. Sebagian besar sangkar yang diproduksi oleh pengrajin di pasar ini terbuat dari kayu jati.

Cakupan pasarnya pun tidak hanya di pasar burung Bratang saja, tapi sudah meluas ke berbagai daerah, diantaranya Kediri, Pasuruan, Probolinggo, Makassar, dan Bengkulu. (Tripnesian)



Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment