Showing posts with label Hangout and Culinary. Show all posts
Showing posts with label Hangout and Culinary. Show all posts

Monday 26 December 2016

Toko Oen melintasi zaman

Pekerja merapikan kursi di Toko Oen, Malang, Rabu (18/5/2016).

Tak kalah dengan daerah lainya, Kota Malang juga mempunyai menu kuliner legendaris. Adalah Toko Oen yang menyajikan es krim sebagai menu utamanya. Terletak di jalan Basuki Rahmat, Toko Oen berdiri sejak zaman kolonial Belanda.

Perjalanan saya siang itu berhenti di tengah Kota Malang. Di sudut jalan nampak sebuah restoran es krim, bangunannya bergaya khas zaman kolonial Belanda. Terlihat menarik, saya pun berniat mengunjunginya.

Masuk ke dalam restoran saya disambut oleh seorang pelayan berpakaian kemeja putih dengan celana hitam. Setiba di meja bartender saya disodori daftar menu. Ada puluhan olahan es krim yang tertulis di dalam daftar tersebut. Merasa bingung, saya pun bertanya kepada pelayan.

"Menu es krim apa yang bahan dasar dan rasanya masih sama sejak zaman Belanda?" tanyaku. "Semuanya masih asli mas komposisi dan rasanya," jawab pelayan itu. "Oh kalau begitu saya memesan menu yang paling banyak dipesan oleh pengunjung saja," tanggapku. "Sony Boy kalau begitu, mau pesan berapa porsi?" tanya pelayan itu. "Sementara satu porsi aja dulu mbak," jawabku. "Oh iya mas, silahkan memilih tempat duduk," ujar pelayan itu, lalu saya pun pergi memilih tempat duduk.



Sony Boy adalah salah satu es krim favorit pengunjung  di Toko Oen. Es krim ini berbahan dasar vanila, strawberry, coklat, mocca, cocktail, dan gula jawa.

Tak lama menunggu, pesanan saya pun datang diantar oleh pelayan. Tampilan es krimnya sangat menarik dan terlihat segar, meski menurut saya bukan tampilan baru alias lawas. Setelah mengabadikannya lewat kamera, saya pun melahapnya.

Perpaduan rasa dari bahan dasarnya lumer di mulut, teksturnya pun sangat lembut, meninggalkan kesan dari setiap sendoknya. Pantas saja Sony Boy dihargai Rp 40 ribu per porsi.


Foto kiri: Portrait dua pelayan di Toko Oen, Malang, Rabu, (18/5/2016). Foto kanan: Seporsi Sony Boy di Toko Oen, Malang, Rabu (18/5/2016).

Sembari menikmati menikmati es krim, pandangan saya menjelajah di setiap sudut ruangan. Saya memilih tempat duduk tepat di tengah ruangan agar bisa leluasa melihat isi ruangan.

Pada salah satu sudut ruangan terpasang banner panjang bertuliskan bahasa Belanda "Welkom in Malang, Toko “Oen” Die Sinds 1930 Aan De Gasten Gazelligheid Geeft”, jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah “Selamat Datang di Malang, Toko “Oen” sejak tahun 1930 telah memberikan suasana yang nyaman".




Seperti bangunan zaman kolonial Belanda lainnya, Toko Oen memiliki langit-langit bangunan yang tinggi, dengan pintu dan jendela yang besar. Begitu juga dengan sejumlah perabotnya seperti meja dan kursi bergaya khas Eropa. Pun beberapa ornamen yang memperkuat suasana tempo dulu.

Membaca sejumlah artikel yang ada, konon Toko Oen dahulunya menjadi jujugan para meneer dan mevrouw , kaum borjuis Belanda untuk berpesta.

Awalnya Toko Oen adalah toko kue kering di Yogyakarta pada tahun 1910. Pendirinya adalah Liem Gien Nio, wanita keturunan Cina. Berselang 12 tahun berkembang menjadi restoran es krim yang diberi nama "Toko Oen Ice Cream Palace Patissier". Sedangkan nama Oen diambil dari nama suaminya, yakni Oen Tjoen Hok.

Menilik dari website internalnya, Tak disebutkan kapan Toko Oen cabang Malang didirikan. Hanya saja pada tahun 1934 membuka cabang di Batavia (Jakarta). Setahun kemudian membuka cabang di jalan Bodjong, Semarang.

Cabang di Jakarta tutup pada tahun 1973. Sementara itu, Toko Oen di Malang kini sudah beralih kepemilikan. Kini, hanya di Semarang yang masih dikelola oleh keturunan asli keluarga Oen. (Tripnesian)



Monday 12 December 2016

Mencicipi bakso super yang berbeda di Kandangan Kediri

Bakso super ala warung Cihui di Kandangan, Kabupaten Kediri, Selasa (27/1).

Kediri, salah satu kota di Jawa Timur yang menyuguhkan ragam kuliner. Diantaranya adalah bakso, makanan yang terbuat dari berbagai macam olahan daging yang disajikan dengan kuah yang gurih. Makanan yang terkenal dan tergolong favorit ini juga banyak ditemui di Kediri.

Siang itu jalanan diselimuti hujan disertai angin, mengiringi perjalanan saya dari Kediri ke Kota Malang. Setiba di perbatasan sisi timur Kabupaten Kediri, saya pun memutuskan berhenti.

Terlihat ada sebuah warung bakso di tepi jalan. Timbul ide, mungkin cocok jika menikmati bakso sembari menunggu hujan reda.


Warung tepi jalan itu adalah warung bakso Cihui yang berada di jalan Malang, Kandangan, Kabupaten Kediri. Di warung ini saya memesan seporsi bakso super dan teh hangat.

Bisa dibilang bakso di warung ini rasanya sangatlah enak. Citarasa daging sapinya terasa kuat, dan kenyal. Kuahnya pun terasa gurih.


Uniknya bakso super di warung ini tidak seperti yang dibayangkan, tidak seperti bakso super pada umumnya yang berukuran besar. Bakso super di sini berukuran kecil, tapi rasanya nendang di mulut.

Sebab berbeda dari biasanya, saya pun menanyakannya kepada pemilik warung. Namanya Slamet, biasa dipanggil pak Slamet. Ia mengatakan bakso super olahannya memang berbeda dengan yang lainnya. "Kata super bukan pada ukurannya, namun pada rasanya yang super enak," ujarnya, sembari merapikan kaosnya yang bergambar Jokowi itu.

Bakso supernya ini tidak menggunakan banyak campuran tepung kanji, bisa dikatakan perbandingannya 80% daging sapi 20% tepung kanji. Selain itu juga tidak menggunakan bahan pengawet dan pengenyal kimia seperti boraks. 


"Perbuatan yang buruk dan tidak barokah jika bisnis itu bisa merugikan banyak orang," jelasnya, saat ditanya mengenai bakso boraks.

<img src='tripnesian_bakso-cihui-kediri_01.jpg' width='100' height='100' alt='kuliner kediri'/>
Foto kanan: Pak Slamet berpose di warung baksonya, Kandangan, Kabupaten Kediri, Selasa (27/1). Foto kiri: Pekerja sedang menyajikan bakso di warung bakso Cihui, Kandangan, Kabupaten Kediri, Selasa (27/1).

Disamping itu, cara mengolah dagingnya pun cukup berbeda. Slamet tidak menggunakan mesin giling, melainkan dengan cara tradisional yaitu ditumbuk dengan batang besi. "Bedanya jika ditumbuk menghasilkan rasa dan tekstur daging sapi yang kuat," ujar Slamet.

Harga bakso di warung ini sangat ramah dikantong. Bagaimana tidak, satu porsi bakso hanya sebesar Rp 10 ribu plus teh hangat yang saya pesan sebesar Rp 2 ribu. Hanya mengeluarkan uang Rp 12 ribu saja kita sudah dapat merasakan bakso yang berkualitas dan segelas minuman hangat.

Warung bakso milik Pak Slamet ini memang tak sebesar dan belum dikenal banyak orang. Bentuk bangunannya sederhana, namun kualitas rasanya tak kalah jika dibandingkan dengan sejumlah kedai bakso ternama di Kediri. (Tripnesian)



Friday 25 November 2016

Mencicipi Ceker Teroris Surabaya

Ceker teroris di Surabaya
Ceker atau kaki ayam sudah menjadi salah satu cemilan favorit bagi sebagian orang. Meski dagingnya hanya sedikit, namun seolah ada sensasi ketika melahapnya. Rasanya pun cukup enak.

Saat ini mulai banyak ditemui di sejumlah kedai makan di Surabaya. Salah satunya di kedai makan yang berada di jalan Tenggilis Mejoyo, depan kampus Ubaya, Surabaya. Pemilik kedai memberi nama masakannya “Ceker Terorist”.


Citarasanya pun tak kalah dengan ceker setan yang berada di Kota Malang. Daging cekernya yang empuk nan gurih dengan bumbu pedas yang cukup meledakkan lidah.

Pemilik warung ini adalah Rahardi Sukarno Junianto yang akrab disapa Anto. Dia mendirikan warung ceker teroris pada November 2015 lalu. Terbilang baru, namun menjadi jujugan para pecinta kuliner ceker di Surabaya, khususnya para mahasiswa Ubaya.

Anton mengatakan nama teroris ini berkaitan dengan rasa pedasnya yang pekat. “Nama teroris berhubungan dengan rasa pedasnya yang akan meledakkan lidah anda,” kelakarnya (15/2) Malam.

Selain ceker pedas, ada olahan lainnya yang disajikan oleh Anto. Diantaranya ceker krengsengan, ceker saus inggris dan ceker rica rica. Pria lulusan kampus STIKOSA AWS ini juga menambah menu bakso, yakni bakso Gegana anti teror. Pembeli biasanya lebih suka mencampur bakso gegana dengan ceker teroris. Paduan rasa bakso yang khas dengan gurih pedasnya ceker sangatlah cocok di mulut.

Rata-rata sebanyak 7 kg atau 50 porsi ceker teroris lude terjual dalm sehari. Selain rasanya yang nendang di mulut pun harganya cukup ramah di kantong. Cukup mengeluarkan uang sebesar Rp 10 ribu saja untuk menikmati satu porsi ceker teroris lengkap dengan nasi putih.

Kedai makan Ceker Teroris milik Anton ini buka setiap hari mulai pukul 13.00 hingga 21.00 WIB. Ramai dikunjungi saat jam makan siang dan hari libur. (Tripnesian)


Thursday 24 November 2016

Mencicipi kuliner khas Tiongkok di Dim Sum Mbledos Surabaya

<img src='tripnesian_dim-sum-mbledos-surabaya_01.jpg' width='100' height='100' alt='kuliner dim sum mbledos surabaya'/>
Sejumlah pembeli sedang memilih dim sum di Dim Sum Mbledos, Surabaya (10/2) Malam.
Sebelum pergi ke Dim Sum Mbledos, mungkin alangkah baiknya jika mengetahui apa dan bagaimana kuliner dim sum ini ada. Sebab, dibalik makanan ini ada sejarah yang layak untuk diketahui.

Dim sum adalah makanan ringan yang terbuat dari tepung sagu, kanji, dan berbagai jenis daging seperti udang, sapi, babi, dan ayam. Dari orang Kantonis di Selatan Cina makanan ini berasal. Menilik dari Wikipedia, dim sum dalam istilah Kantonis yang berarti makanan kecil. Diperkirakan sudah ada sejak periode Jalur Sutra, yakni pada zaman Dinasti Han 206 SM hingga Dinasti Yuan abad 14 M. Kala itu banyak kedai makan yang menyajikan dim sum di Bandar (pelabuhan) Hongkong dan Guangdong.


Adalah sebuah tradisi orang tua untuk berkumpul menikmati dim sum sembari membaca surat kabar setelah senam pagi. Mereka berserta keluarga berkumpul di kedai pada hari Minggu. Sebagian  orang membawa surat kabar kemudian membahasnya bersama-sama. Selain itu dim sum juga sebagai hidangan perayaan hari Ibu dan Imlek.

Sementara itu di Indonesia makanan ini adalah salah satu hidangan favorit. Tidak diketahui secara pasti kapan makanan ini masuk di Indoenesia. Pastinya, saat ini banyak kedai makan di sejumlah daerah yang menyediakan menu dim sum.


Sarapan pagi dim sum yang lazim di Hong Kong. Dari kiri ke kanan dan atas ke bawah: har gau, teh melur, bubur nasi ayam dan sayur, ladu kukus, gulungan mi beras (di atas pinggan), cha siu baau. (Foto: Wikipedia)

Diantaranya adalah kedai makan Dim Sum Mbledos yang terletak di Jalan Ir. Soekarno, Surabaya. Di kedai yang berdiri pada 2012 lalu ini menyajikan dim sum yang cukup enak dengan berbagai macam olahan, yakni Dim Sum Kukus, Dim Sum Goreng, Sate Dim Sum, Dim Sum Hot Plate (pedas), dan menu khas Cina lainnya seperti Bubur Taiwan, Suki, Cong Fen dan Sate Yakitori. Dim Sum Kukus yang harga satu porsinya Rp 9 ribu akan terasa lebih nikmat jika disanding dengan teh tarik hangat.

Suasananya pun bernuansa negeri Cina. Kedainya didominasi warna merah dengan wallpaper tembok cina, hiasan lampion dan di kelilingi pohon bambu. Ada juga lilin yang menghiasi tiap meja cukup menambah suasana romantis.

Kedai  Dim Sum Mbledos yang terletak di kawasan Eks Merr ini buka setiap hari, mulai pukul 17.00 hingga 22.00 WIB. (Tripnesian)



Wednesday 23 November 2016

Kuliner di Surabaya: Kober Mie Setan yang menggoda lidah

Setan memang cukup mahir dalam menggoda manusia, termasuk setan yang satu ini. Namun jangan salah, setan satu ini berbeda dari umumnya. Adalah Kober Mie Setan atau yang biasa disebut Mie Setan. Kuliner yang cukup menggoda lidah para manusia.

Mie Setan ada sejak tahun 2011 di Kota Malang. Setahun berikutnya, yaitu pada tahun 2012 membuka cabang di Surabaya, tepatnya di Jalan Kacapiring 14 dan Jalan Semolowaru 5.

Berawal dari komunitas bermain yang menyukai masakan pedas menu ini tercipta hingga akhirnya menjadi bisnis yang berkembang. Mie Setan adalah mie pedas dengan level kepedasan. Sedangkan nama Setan sendiri awalnya hanya strategi pemasaran saja.



<img src='tripnesian_mie-setan-surabaya_01.jpg' width='100' height='100' alt='kuliner mie setan surabaya'/>
Pekerja sedangmembuat Mie Setan (foto kiri). Satu porsi Mie Setan (foto kanan).

Di rumah makan yang diberi nama Kober Mie Setan ini memiliki 5 level kepedasan, yakni:

Level 1 = 10 – 12 cabai
Level 2 = 15 – 25 cabai
Level 3 = 27 – 35 cabai
Level 4 = 37 – 45 cabai
Level 5 = 60 cabai

Sesuaikan jumlah kadar kepedasan, jangan dipaksa jika tidak kuat. Sebab, isunya ada yang pingsan karena memaksa, padahal kondisi tubuh sudah tidak mampu dengan kepedasannya.

Sedangkan bagi yang tidak menyukai pedas, di tempat ini juga mnyediakan menu mie tanpa cabe, yaitu Mie Angel. Rasa dan tampilannya tak beda jauh dengan Mie Setan.


<img src='tripnesian_mie-setan-surabaya_02.jpg' width='100' height='100' alt='kuliner mie setan surabaya'/>
Suasana di dalam rumah makan Kober Mie Setan Surabaya (6/2) Malam

Jangan kuatir dengan harganya, karena tidak membuat kantong bolong. Cukup membayar Rp 8.500 untuk satu porsi Mie Setan berbagai level.

Sama halnya dengan nama makanannya, menu minumannya pun diberi nama serupa, yakni juice tuyul, juice kuntilanak, es pocong dan es genderuwo. Untuk harganya juga sangat murah sebesar Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu.

Kuliner di Surabaya satu ini memang cocok buat mereka yang menyukai mie. Tentu bagi yang suka pedas sampai terlewatkan. Kober Mie Setan buka setiap hari mulai pukul 11.00 WIB hingga 23.00 WIB. (tripnesian)



Page 3: Bakso Klenger, bakso sebesar bola basket di Surabaya

Apakah anda pernah menjumpai bakso sebesar bola basket? Jika belum, maka datanglah ke Kota Surabaya. Di Kota Pahlawan ini ada warung yang menjual bakso sekuran bola basket.

Warung Bakso Klenger namanya, berada di Jalan Rembang Utara blok Tuban 8 Surabaya. Ukuran baksonya yang bikin klenger (pingsan) itu membuat penasaran banyak orang di Surabaya. Sempat juga naik tayang di sejumlah media televisi, cetak maupun online.

Adalah Pasiran (46), pemilik warung Bakso Klenger. Ada  7 ukuran dan berat yang berbeda-beda yang dia buat, yaitu  mulai dari bakso berdiameter 10 cm hingga 50 cm dengan berat 15 kg.

“Ya tujuannya untuk menarik minat pengunjung saja dan biar nggak bosan dengan bakso yang itu-itu saja,” ucapnya, saat saya tanya tentang tujuannya dia membuat bakso ini di warungnya, Minggu (14/2) Malam.



<img src='tripnesian_bakso-klenger-surabaya_01.jpg' width='100' height='100' alt='kuliner bakso di surabaya'/>
Pekerja sedang membuat Bakso Klenger (foto kiri). Bakso Klenger berbagai ukuran (foto kanan).

Pria yang akrab disapa Pak Ran ini menjalankan usahanya sejak umur 14 tahun. Pahit manis dalam usaha sudah dia rasakan bertahun-tahun. Meski pesaing bertambah banyak dia tidak berkecil nyali, bahkan termotivasi untuk  mencari cara agar usahanya bisa bertahan dan terus berkembang.

Salah satunya membuat bakso klenger ini. Mulanya, dia belum memiliki ide untuk memberi bakso super jumbonya. Hingga ada salah satu pelangganya yang berkata “wih klenger aku mangan bakso iki” (wih klenger saya makan bakso ini), dia pun akhirnya memberi nama Bakso Klenger.

Memang, bakso ukuran paling besar diameter 50 cm dengan berat 15 kg tidak mungkin kalau dimakan sendirian. Bakso seukuran itu cukup untuk 25 hingga 30 orang.


<img src='tripnesian_bakso-klenger-surabaya_02.jpg' width='100' height='100' alt='kuliner bakso di surabaya'/>
Sejumlah pengunjung sedang menikmati bakso di warung Bakso Klenger, Surabaya, Minggu (14/2) Malam.
Pasiran memasang harga menu baksonya ini sebesar Rp 10 ribu hingga Rp 500 ribu per porsi. Dalam tiap harinya dia mampu meghabiskan 60 kg sapi sampai 70 kg daging sapi. Sebanyak 300 pembeli yang dia layani tiap hari, apalagi pas hari libur bisa meningkat 10%.

Jika anda penasaran dengan Bakso Klenger Surabaya jangan ragu untuk datang ke warungnya Pasiran. Disamping ukurannya yang jumbo, rasanya pun bikin krasan melahapnya. (tripnesian)



Tuesday 22 November 2016

Page 2: Citarasa bakso yang khas dengan iringan musik keroncong di Bakso Rindu Malam Surabaya

Grup musik keroncong sedang menghibur pengunjung di warung Bakso Rindu Malam (11/2) Malam.

Bakso, salah satu kuliner favorit orang indonesia dari tahun ke tahun. Bakso adalah makanan yang terbuat dari daging, udang, ikan dan dilumatkan dengan tepung kanji, biasanya dibentuk bulat. Di Surabaya, Jawa Timur, ada warung bakso yang yang layak dikunjungi.

Bakso Rindu Malam nama warungnya. Warung sederhana yang menjual menu makanan bakso khas kota kelahiran Jokowi ini. Warung ini sudah ada sejak tahun 1984 di Jalan Ciliwung 73 Surabaya. Sangat pas menjadi pilihan bagi para pecinta bakso saat berada di Surabaya.

Banyak pilihan menu bakso di warung ini, seperti bakso campur, bakso spesial keju, bakso telor puyuh, bakso halus, dan bakso kasar. Menu yang paling ramai dipesan adalah bakso spesial keju, bakso daging sapi rasa keju. Tekstur daging sapi yang kenyal dengan gurihnya rasa keju yang khas lumer di mulut.


Pemilik warung bakso ini adalah Zainul Putra, pria asal Jombang. Dia mendirikan warung bakso ini karena dia juga termasuk penggemar bakso. Namun kali ini Zainal membuat inovasi pada bisnisnya ini. Selain menambah menu bakso keju dia juga memberikan service tambahan, yaitu mendatangkan grup musik keroncong untuk menghibur para pelangganya.

Menikmati citarasa bakso Solo yang khas diiringi dengan alunan musik keroncong yang lembut seperti bengawan Solo, Stasiun Balapan, cukup menambah suasana menjadi nyaman. Inovasi tersebut mendatangkan berkah bagi zainul. Warungnya tak pernah sepi pembeli. Dalam tiap hari dia bisa menghabiskan 700 hingga 800 porsi.


Zainul sedang membuat bakso (foto kiri) dan satu porsi bakso keju (foto kanan) di warung bakso Rindu Malam (11/2) Malam.

Menikmati citarasa bakso Solo yang khas diiringi dengan alunan musik keroncong yang lembut seperti bengawan Solo, Stasiun Balapan, cukup menambah suasana menjadi nyaman. Inovasi tersebut mendatangkan berkah bagi zainul. Warungnya tak pernah sepi pembeli. Dalam tiap hari dia bisa menghabiskan 700 hingga 800 porsi.

Zainul memberi harga bakso buatannya ini hanya sebesar Rp 15 Ribu untuk satu porsinya. Sedangkan untuk bakso spesial keju diberi harga Rp 13 Ribu per porsi. Warung bakso Rindu Malam buka mulai pukul 10.00 WIB hingga 22.00 WIB. (tripnesian)



Page 1: Nasi goreng Jancuk, nasi goreng pedas ala Surabaya Suite Hotel

Saat ini persaingan bisnis kuliner semakin ketat di Surabaya. Ragam inovasi dilakukan agar bisa bersaing dan bertahan. Salah satunya adalah memberi nama makanannya dengan nama yang unik, bahkan mungkin ada yang ekstrim.

Tidak sedikit rumah makan sederhana hingga mewah yang berada di Surabaya menggunakan nama makanan yang unik. Tujuannya tak lain untuk menarik perhatian serta minat orang untuk membeli.


Berikut seri 10 nama kuliner unik di sejumlah rumah makan menengah ke bawah hingga ke atas di Surabaya. 
 
Page 1: Nasi goreng Jancuk di Surabaya Suite Hotel

"Jancuk" adalah kata ungkapan untuk kekecewaan, kemarahan, kesal, dan jadi kata ungkapan untuk keheranan atas sesuatu yang luar biasa. Kata ini biasa digunakan oleh masyarakat Jawa Timur, terutama Surabaya dan sekitarnya. Sebagian besar orang sudah pasti marah jika disapa dengan kata  ini.

Namun bagi Surabaya Suite Hotel menjadi suatu hal yang menguntungkan. Kata yang dianggap tabu itu justru dipakai untuk nama salah satu menu makanannya. Adalah Nasi goreng Jancuk, nasi goreng yang memiliki rasa sangat pedas.


<img src='tripnesian_nasi-goreng-jancuk-surabaya_01.jpg' width='100' height='100' alt='nasi goreng jancuk'/>
Satu porsi nasi goreng Jancuk level biasa (foto kiri), dan suasana rumah makan di Surabaya Suite Hotel (foto kanan).

Ada dua level pedas, yakni Nasi Goreng Jancuk Biasa dan ekstra. Level biasa menggunakan 1 ons cabe dengan topping irirsan telor dadar, udang, dan daging ayam yang disuir. satu porsi nasi goreng Jancuk level biasa bisa dibuat untuk 5 hingga 7 orang. Sedangkan untuk harganya satu porsi Rp 350 Ribu. Memang terbilang mahal, tapi cukup sebanding dengan citarasanya.

Surabaya Suite Hotel terletak di tengah Kota Surabaya, tepatnya di jalan Pemuda 31-37, Surabaya. Sekitar kurang lebih 18 km dari bandara Juanda.(Tripnesian)



Sunday 20 November 2016

Strudel Malang, kue Eropa khas Kota Malang

Strudel Malang, begitu banyak orang menyebut makanan yang satu ini. Makanan sejenis kue ini menambah daftar menu oleh-oleh di kota dingin Malang.

Strudel adalah kue berlapis yang terbuat dari pastry dan berbagai macam buah. Kabarnya, strudel adalah makanan populer sejumlah Negara di Eropa. Menilik dari situs Malang Strudel, kue ini populer di Austria pada zaman Hasburg Empire (1278-1780).

Kue ini diperkirakan berasal dari bangsa Yunani dan Turki. Di Negara tersebut dikenal sebagai Backlava. Lambat laun semakin populer dan menjadi makanan favorit rakyat Jerman, Austria, dan Negara Eropa lainnya. Strudel favorit di sejumlah Negara itu adalah strudel yang berisi buah apel. Orang Jerman biasa menyebutnya “apfel strudel”.


Strudel ubi ungu. (Photo by Malang Strudel)

Sementara itu, di Kota Malang pertama kali dikenalkan oleh Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar. Pasutri artis papan atas itu mendirikan gerai strudel yang diberi nama Malang Strudel.

Mulanya, Teuku Wisnu dan Shireen berkunjung ke Eropa beberapa tahun silam. Di sana mereka menyukai kue strudel, dan membawanya pulang  ke Indonesia untuk oleh-oleh keluarga serta sejumlah temannya. 


Selang beberapa tahun, semenjak Teuku Wisnu sering berkunjung ke Malang, tercetus ide untuk membuat usaha strudel di Kota Malang. Waktu itu dia berpikir bahwa mungkin cocok kalau membuat strudel khas Malang, karena Malang terkenal sebagai penghasil apel yang berkualitas.  Hingga akhirnya, strudel khas Malang pun jadi melalui chef profesional, dibarengi dengan dibukanya gerai pertama Malang Strudel di di Jalan Ardimulyo, Singosari, Kabupaten Malang.

Ada beberapa varian rasa yang dibuat oleh Malang Strudel. Salah satunya adalah strudel berisi ubi ungu yang diberi nama Taro Strudel.  Terbuat dari potongan ubi ungu yang dicampur dengan adonan lembut dan dibalut dengan puff pastry yang gurih.

Ada juga strudel isi apel bernama Apple Strudel. Terbuat dari apel khas Malang dibalut dengan puff pastry serta dikombinasikan dengan palem sugar dan kismis.
Saat ini gerai Malang Strudel tidak hanya di Singosari saja. ada sejumlah gerai lainnya di Kota Malang, yakni di Jalan Soekarno Hatta, Jalan W.R. Supratman, Jalan Kawi, Jalan Diponegoro, dan di dalam bandara Abdurrahman Saleh
. (Tripnesian)