Saturday 21 January 2017

Mengunjungi Eng An Kiong, klenteng tertua di Malang

Pengunjung melintas di klenteng Eng An Kiong di Malang, Minggu (31/1/2016).

192 tahun silam, saudagar dari Tiongkok, Lt Kwee Sam Hwai, datang ke Malang untuk mencari peruntungan. Sebagai wujud syukur telah diberi keselamatan, ia membangun sebuah klenteng yang diberi nama Eng An Kiong, yang berarti Istana Keselamatan Yang Abadi.

Sebuah papan bertuliskan ratusan nama orang tertempel di dalam klenteng, nama para penyumbang dana dari warga Tiongkok yang bermukim di kawasan klenteng.

Pembangunannya dilakukan secara dua periode. Awalnya membangun ruangan tengah pada tahun 1825. Menyusul bangunan lainnya pada tahun 1895, pembangunan ini berlangsung hingga tahun 1934.

Sebagian besar arsitekturnya bergaya Tiongkok, dengan sedikit sentuhan Eropa pada tiang-tiangnya. Bagian atap klenteng berjenis atap pelana dengan ujung yang melengkung ke atas, atau juga disebut Ngang Shan. Jika dilihat sekilas bentuknya menyerupai sebuah kapal.

Di dalam klenteng ada beberapa ruangan peribadatan, dengan hiasan puluhan lampion yang menggantung di langit-langitnya. Selain itu juga ada pagoda kecil berwarna kuning, dan sejumlah patung dewa, diantaranya Dewa Bumi yang terletak di altar induk. Patung itu berasal dari Tiongkok yang dibawa dengan tandu kayu jati berlapis kertas emas yang masih ada hingga saat ini.


Pengunjung melintas di ruangan tengah klenteng Eng An Kiong di Malang, Minggu (31/1/2016).

Sementara itu, warna klenteng didominasi merah dan kuning, dimana kedua warna itu memiliki arti, yaitu merah yang berarti keberanian, kebahagiaan dan kehidupan, sedangkan kuning bermakna keagungan.

Konon, Kwee Sam Hwai adalah keturunan ketujuh dari seorang jendral dari zaman Dinasti Ming. Kala itu, seorang Kapiten, keturunan kelima jendral tersebut, berlabuh di Jepara. Lalu, dia menikah dengan wanita keturunan Sumenep, Madura. Lt Kwee Sam Hwai adalah cucu dari Kapiten itu.

Klenteng bukan hanya tempat keagamaan saja, namun juga ungkapan lahiriah masyarakat yang mempercayainya.

Klenteng Eng An Kiong berada tidak jauh dengan Pasar Besar, yakni di jalan Martadinata, Kota Malang, Jawa Timur. Hingga saat ini masih digunakan untuk beribadah umat Khonghucu, Tao, dan Budha. Klenteng ini ramai dikunjungi saat perayaan Imlek dan hari besar Khonghucu lainnya. Siapapun boleh mengunjunginya, tak terkecuali penganut agama lain. (Tripnesian)



Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment