Monday, 12 December 2016

Mencicipi bakso super yang berbeda di Kandangan Kediri

Bakso super ala warung Cihui di Kandangan, Kabupaten Kediri, Selasa (27/1).

Kediri, salah satu kota di Jawa Timur yang menyuguhkan ragam kuliner. Diantaranya adalah bakso, makanan yang terbuat dari berbagai macam olahan daging yang disajikan dengan kuah yang gurih. Makanan yang terkenal dan tergolong favorit ini juga banyak ditemui di Kediri.

Siang itu jalanan diselimuti hujan disertai angin, mengiringi perjalanan saya dari Kediri ke Kota Malang. Setiba di perbatasan sisi timur Kabupaten Kediri, saya pun memutuskan berhenti.

Terlihat ada sebuah warung bakso di tepi jalan. Timbul ide, mungkin cocok jika menikmati bakso sembari menunggu hujan reda.


Warung tepi jalan itu adalah warung bakso Cihui yang berada di jalan Malang, Kandangan, Kabupaten Kediri. Di warung ini saya memesan seporsi bakso super dan teh hangat.

Bisa dibilang bakso di warung ini rasanya sangatlah enak. Citarasa daging sapinya terasa kuat, dan kenyal. Kuahnya pun terasa gurih.


Uniknya bakso super di warung ini tidak seperti yang dibayangkan, tidak seperti bakso super pada umumnya yang berukuran besar. Bakso super di sini berukuran kecil, tapi rasanya nendang di mulut.

Sebab berbeda dari biasanya, saya pun menanyakannya kepada pemilik warung. Namanya Slamet, biasa dipanggil pak Slamet. Ia mengatakan bakso super olahannya memang berbeda dengan yang lainnya. "Kata super bukan pada ukurannya, namun pada rasanya yang super enak," ujarnya, sembari merapikan kaosnya yang bergambar Jokowi itu.

Bakso supernya ini tidak menggunakan banyak campuran tepung kanji, bisa dikatakan perbandingannya 80% daging sapi 20% tepung kanji. Selain itu juga tidak menggunakan bahan pengawet dan pengenyal kimia seperti boraks. 


"Perbuatan yang buruk dan tidak barokah jika bisnis itu bisa merugikan banyak orang," jelasnya, saat ditanya mengenai bakso boraks.

<img src='tripnesian_bakso-cihui-kediri_01.jpg' width='100' height='100' alt='kuliner kediri'/>
Foto kanan: Pak Slamet berpose di warung baksonya, Kandangan, Kabupaten Kediri, Selasa (27/1). Foto kiri: Pekerja sedang menyajikan bakso di warung bakso Cihui, Kandangan, Kabupaten Kediri, Selasa (27/1).

Disamping itu, cara mengolah dagingnya pun cukup berbeda. Slamet tidak menggunakan mesin giling, melainkan dengan cara tradisional yaitu ditumbuk dengan batang besi. "Bedanya jika ditumbuk menghasilkan rasa dan tekstur daging sapi yang kuat," ujar Slamet.

Harga bakso di warung ini sangat ramah dikantong. Bagaimana tidak, satu porsi bakso hanya sebesar Rp 10 ribu plus teh hangat yang saya pesan sebesar Rp 2 ribu. Hanya mengeluarkan uang Rp 12 ribu saja kita sudah dapat merasakan bakso yang berkualitas dan segelas minuman hangat.

Warung bakso milik Pak Slamet ini memang tak sebesar dan belum dikenal banyak orang. Bentuk bangunannya sederhana, namun kualitas rasanya tak kalah jika dibandingkan dengan sejumlah kedai bakso ternama di Kediri. (Tripnesian)



Artikel Terkait