Sejumlah pengunjung bermain di tepi pantai Balekambang, Malang, Sabtu (7/5/2016). |
Pantai satu ini memang sudah dikenal banyak orang, terutama masyarakat Jawa Timur. Dikenal menyerupai Tanah Lot di Bali, pantai ini menjadi destinasi wisatawan domestik maupun luar negeri.
Pantai Balekambang, begitu orang menyebutnya. Terletak di Desa Sumberbening, Kecamatan Bantur, kabupaten Malang. Sekitar kurang lebih 63 km dari Kota Malang.
Pantai ini memiliki pura yang menjorok ke laut, bernama Amarta Jati. Bangunannya berada di atas pulau kecil bernama Ismoyo. Hingga kini masih digunakan tempat beribadah umat Hindu, terutama pada perayaan hari besar ramai dikunjungi orang dari berbagai daerah, seperti Bali.
Sebenarnya pantai Balekambang sudah lama ditemukan oleh warga, namun belum dibuka untuk umum. Menurut warga setempat, orang pertama yang membuka hutan di sini adalah Syaikh Abdul Jalil. Baru pada tahun 1983 dibuka untuk umum, diresmikan oleh bupati Kabupaten Malang Eddy Slamet.
Akses menuju pantai sangat mudah dengan kondisi jalan yang baik. Rute perjalanannya adalah Kota Malang–Kepanjen–Pagak–Bantur–Balekambang. Setiba di jalur lintas selatan (JLS) Malang, kita akan disuguhi lanskap hutan tropis nan sejuk.
Wisatawan yang berkunjung ke sini dikenakan tarif tiket masuk sebesar Rp 15 ribu per orang. Di dalam pantai ada deretan warung yang menjajakan makanan dan minuman. Juga ada beberapa penginapan yang dibanderol mulai harga Rp 100 ribu hingga 500 ribu, sesuai fasilitas dan luas bangunannya.
Mitos Pantai Jembatan Panjang
Di lokasi yang sama, yakni Pantai Balekambang, ada pantai yang bernama Jembatan Panjang. Pantai ini memiliki pesona pasir putih dan jembatan putus yang menghubungkan ke sebuah pulau kecil. Sebuah pesona yang tak ditemukan di pantai lainnya. Pantai ini juga kerap dijadikan obyek para pemburu foto.
Dibalik keindahannya itu ada sebuah mitos yang beredar di masyarakat. Konon jembatan tersebut tak pernah berhasil dibangun karena sesuatu hal yang berhubungan dengan makhluk ghaib.
Jembatan putus yang berada di pantai Jembatan Panjang, Balekambang, Malang, Sabtu (7/5/2016). |
Menurut cerita warga setempat, pembangunan jembatan itu tak pernah selesai, berulang kali diperbaiki namun sebagian bangunan selalu roboh, karena tidak disetujui makhluk ghaib penghuni pulau kecil itu.
Jembatan tersebut bisa diperbaiki dan tersambung lagi jika ada seseorang bertapa di dalam pulau kecil itu hingga selesai. Apabila tidak selesai, pembagunan akan membuahkan hasil yang sia-sia. (Tripnesian)
No comments:
Post a Comment