Tuesday, 29 November 2016

Jejak Sang Misionaris Belanda di Puh Sarang Kediri

Tampak depan Gereja Puh Sarang , Rabu (24/12/2014) Siang.

Banyak jejak sejarah yang tersimpan di lereng Gunung Wilis. Salah satunya adalah gereja tua bercorak Hindu-Budha. Keberadaanya mendedah kisah masa kolonial Belanda di Indonesia. Bahwa mereka bukan hanya mencari sumber daya alam, tapi juga mempunyai misi penyebaran agama. Para misionaris dikirim ke sejumlah daerah, diantaranya adalah Kediri Jawa Timur.

Adalah Gereja Puhsarang, peninggalan dari misionaris Belanda di Desa Puhsarang, yakni Romo Jan Wolters CM. Peletakan batu pertama Gereja Katolik ini pada 11 Juni 1936 oleh Prefektur Apostolik Surabaya Mgr. Theophile De Backere, CM.

Gereja Katolik ini adalah karya agung dari Henri Maclaine Pont (1884-1971), seorang arsitek berdarah campuran Pulau Buru dan Skotlandia yang lahir di Meester Cornelis (Jatinegara). Ia sangat menyukai budaya Jawa. Popularitasnya menanjak saat menggambarkan rekonstruksi Ibu Kota Majapahit di Trowulan.

Sama halnya dengan Jan Wolters, yang mencintai nilai-nilai kebudayaan Jawa. Di tahun 1920 akhir ia melakukan perjalanan dari Nganjuk menuju Tulungangung dengan mengemban misi pewartaan. Hingga ia sampai di Desa Kepuh Ngarang yang lambat laun berganti Puh Sarang.


Dua tokoh tersebut berhasil memadukan intuisi yang diwujudkan dalam arsitektur Gereja Puh Sarang. Bangunan yang sarat nilai budaya hindu-Jawa dan Alkitab.

Bangunannya tidak seperti gedung zaman kolonial lainnya di Indonesia. Gereja Puh Sarang menggunakan bahan-bahan dan tenaga lokal. Seperti batu bata merah dan banyak batu yang diambil dari kali Kedak, sebuah sungai yang membentang di Puh Sarang.

Sekilas bentuk bangunannya nampak seperti kapal dan gunung, lambang kisah bahtera Nabi Nuh yang terdampar di Gunung Arafat.

Berhenti di Gapura Henricus, pintu utama Gereja Puh Sarang. Bentuknya menyerupai candi, melengkung dengan lonceng bermahkota ayam yang sarat akan nilai-nilai Kristiani.




Halaman dalam dikelilingi tembok yang terbuat dari batu kali, ciri khas bangunan kerajaan di Jawa dan Bali.  Di sekeliling tembok, Maclaine Pont menempatkan ukiran 14 stasi Jalan Salib Golgota.


Gua Maria Lourdes dan Jalan Salib Bukit Golgota di Puh Sarang

Di luar komplek Gereja terdapat Gua Maria Lourdes, replika dari Gua Lourdes yang ada di Perancis. Tapi bedanya di sini patung Maria lebih tinggi dari aslinya, yakni 3,5 meter, sedangkan di Perancis tingginya 1,75 meter.
 

Sekitar area gua tumbuh puluhan pohon yang cukup membawa suasana nyaman dan teduh. Serta diantaranya ada sungai kecil dengan rimbun pohon bambu yang menambah kesan kesejukan.

Sejumlah pengunjung berjalan di Jalan Salib Golgota, Gereja Puh Sarang, Kediri (24/12/2014).

Sementara itu di sisi utara terdapat ratusan patung fragmen peristiwa penyaliban Yesus yang diberi nama Jalan Salib Bukit Golgota. Di tempat ini ada 15 stasi dengan total keseluruhan 100 patung, yang mengisahkan perjalanan Yesus dalam menerima hukuman Salib oleh Gubernur Romawi Pontius Pilatus.

Tidak sedikit umat Kristen yang berkunjung ke sini. Terutama saat hari raya Paskah, ratusan umat Kristen melakukan ritual Jalan Salib di tempat ini.

Tak hanya pengunjung dari umat Kristen saja yang berkunjung ke sini. Banyak juga pengunjung dari agama lain, seperti Islam dan Hindu datang ke Puh Sarang untuk menyaksikan langsung bangunan gereja, serta menikmati suasana di Gua Maria Lourdes dan Jalan Salib Golgota.

Di kawasan Gereja Puh Sarang juga ada pasar tradisional yang berada sebelum Gua Maria Lourdes. Pasar ini menjual pernak pernik Kristiani seperti patung Yesus, Maria dan kalung salib, serta kaos oleh-oleh bergambar Gereja Puh Sarang. (Tripnesian)


Sunday, 27 November 2016

Candi Singosari, penanda akhir Sang Raja

Candi Singosari, Malang, Selasa (12/1) Siang.

Keberadaanya membeku di tengah zaman. Layaknya artefak, candi Singosari menjadi salah satu penanda sebuah peradaban zaman Kerajaan Hindu-Budha di Jawa Timur, Indonesia. Pun, menyimpan lembaran kisah masa silam.

Meski membisu dan membatu, tapi membuka kisah diantara ribuan kisah masa lalu di Singosari, Kabupaten Malang. Adalah kisah raja terakhir dari Kerajaan Singosari, yakni Kertanegara. Raja yang memimpin Singosari pada tahun 1268 hingga 1292.
 

Membaca kisahnya di website Perpustakaan Nasional Indonesia (Perpusnas) , Raja Kertanegara terbunuh saat perang melawan Kerajaan Kediri. Perpusnas menyebutkan bahwa Kertanegara adalah Raja terakhir Singosari. Pemerintahannya ditumbangkan oleh Raja Kediri, yakni Jayakatwang. Akhirnya dibangunlah candi Singosari untuk menghormati serta sebagai persembahan kepada Sang Raja. Belum diketahui secara pasti kapan candi ini dibangun. Namun, para ahli purbakala memperkirakan candi Singosari dibangun pada tahun 1300.

Sementara itu, menilik dari Wikipedia, kisah candi Singosari disebutkan dalam Kitab Negarakertagama pupuh 37:7 dan 38:3, bahwa candi ini merupakan tempat "pendharmaan" bagi raja terakhir Singasari , Sang Kertanegara, yang meninggal pada tahun 1292 akibat istana diserang tentara Gelang-gelang yang dipimpin oleh Jayakatwang.

Kisah Ken Arok dan Singosari

Berawal dari Ken Arok Kerajaan Singosari lahir. Ia melakukan kudeta dengan pembunuhan terhadap Akuwu atau kepala pemerintahan setingkat Kecamatan di Tumapel. Tumapel adalah salah satu daerah di Malang yang dibawahi oleh Kerajaan Kediri. Adalah Tunggul Ametung yang menjabat sebagai Akuwu kala itu.

Kecantikan dari Ken Dedes yang menjadi motif Ken Arok untuk membunuh dan mengambil alih posisi Tunggul Ametung. Ken Dedes adalah putri Mpu Purwa dari Desa Panawijen dan juga istri Tunggul Ametung.

Setelah berhasil mengambil alih posisi Tunggul Ametung, Ken Arok pun berhasil menaklukkan Kerajaan Kediri yang saat itu dipimpin oleh Raja Kertajaya. Kemudian Ken Arok mendirikan Kerajaan Singosari.

Dalam webite Perpusnas mengatakan bahwa Ken Arok adalah anak dari hasil hubungan gelap seorang wanita Desa Panawijen yang bernama Ken Endog dengan Batara Brahma. Tak lama setelah dilahirkan, Ken Arok dibuang oleh ibunya di sebuah pekuburan, kemudian ditemukan dan dirawat oleh seorang pencuri ulung. Dari ayah angkatnya inilah Ken Arok belajar tentang segala siasat serta taktik dalam perjudian, pencurian dan perampokan. Hingga ia dikenal sebagai perampok yang sangat ditakuti di wilayah Tumapel.

Di tengah profesinya sebagai perampok, Ken Arok bertemu dengan Lohgawe, seorang brahmana yang menasehatinya agar meninggalkan dunianya yang hitam. Ken Arok pun akhirnya berhenti menjadi perampok, lalu mengabdikan diri sebagai prajurit Tumapel.

Sebagai prajurit ia wajib menjalankan perintah dari pemimpinnya. Hingga suatu ketika ia mendapat tugas untuk mengawal Ken Dedes yang hendak menjenguk ayahnya yang berada di Desa Panawijen. Berawal dari tugas inilah tumbuh hasrat cinta Ken Arok kepada Ken Dedes.

Saat itu, kain panjang yang dikenakan Ken Dedes menyingkap ketika turun dari Kereta. Sekilas betisnya pun terlihat oleh Ken Arok. Ia melihat cahaya yang menyilaukan di betis Ken Dedes.

Kejadian tersebut membuatnya gelisah. Ia pun menanyakan hal itu kepada Mpu Purwa. Sang Mpu menjelaskan sinar yang dilihatnya itu adalah pertanda bahwa Ken Dedes ditakdirkan sebagai wanita yang akan menurunkan raja-raja di Pulau Jawa.


<img src='tripnesian_candi-singosari-malang_02.jpg' width='100' height='100' alt='candi singosari'/>
Pintu utama candi Singosari (kiri). Arca Dewi Parwati didampingi kedua anaknya Kartikeya dan Ganesha (kanan) di Candi Singosari, Selasa (12/1) Siang.

Mendengar penjelasan itu, Ken Arok pun mempunyai keinginan untuk mengambil alih posisi Tunggul Ametung. Lalu, ia memesan keris kepada Mpu yang berada di Tumapel, yakni Mpu Gandring.

Keris pesananya tak kunjung selesai, karena memang butuh waktu yang lama untuk menempa dan ritualnya. Tak sabar menunggu dan ia pun menjadi sangat marah. Keris yang belum selesai itu kemudian diambil secara paksa, dan menusukkan ke tubuh Sang Mpu. Di ujung ajalnya Mpu Gandring mengutuk perbuatan Ken Arok, bahwa keris itu akan meminta korban tujuh nyawa termasuk Ken Arok.

Setelah kejadian itu, keris buatan Mpu Gandring tersebut  dipinjamkan kepada temannya, yaitu Kebo Ijo. Sifat dasar Kebo Ijo yang suka pamer itu mengatakan kepada teman-teman prajuritnya bahwa keris itu adalah miliknya.
Setelah banyak orang yang mengetahui keris itu adalah miliknya, lalu Ken Arok mencurinya dan digunakan untuk menikam Tunggul Ametung. Tuduhan pun jatuh kepada kebo Ijo. Sementara Ken Arok berhasil menggantikan kedudukan Tunggul Ametung dan menikahi Ken Dedes.

Ken Arok menobatkan dirinya sebagai Raja Singosari yang pertama setelah berhasil menaklukkan Kerajaan Kediri. Pernikahannya dengan Ken Dedes melahirkan seorang putra yang bernama Mahisa Wongateleng, Sedangkan dari istri keduanya Ken Umang ia mendapatkan seorang putra bernama Tohjaya.

Selang beberapa waktu, kutukan Mpu Gandring pun mulai berlaku. Ken Arok dibunuh dan digantikan kedudukannya oleh Anusapati, anak  Tunggul Ametung dengan Ken Dedes. Kemudian, Anusapati dibunuh dan digantikan kedudukannya oleh Tohjaya. Lalu, Tohjaya dibunuh serta digantikan oleh Ranggawuni, anak Anusapati. Ranggawuni dinobatkan sebagai raja dengan gelar Jayawisnuwardhana, dan  kemudian digantikan oleh putranya, yaitu Joko Dolog yang bergelar Kertanegara  pada tahun 1268. (Tripnesian)



Friday, 25 November 2016

Mencicipi Ceker Teroris Surabaya

Ceker teroris di Surabaya
Ceker atau kaki ayam sudah menjadi salah satu cemilan favorit bagi sebagian orang. Meski dagingnya hanya sedikit, namun seolah ada sensasi ketika melahapnya. Rasanya pun cukup enak.

Saat ini mulai banyak ditemui di sejumlah kedai makan di Surabaya. Salah satunya di kedai makan yang berada di jalan Tenggilis Mejoyo, depan kampus Ubaya, Surabaya. Pemilik kedai memberi nama masakannya “Ceker Terorist”.


Citarasanya pun tak kalah dengan ceker setan yang berada di Kota Malang. Daging cekernya yang empuk nan gurih dengan bumbu pedas yang cukup meledakkan lidah.

Pemilik warung ini adalah Rahardi Sukarno Junianto yang akrab disapa Anto. Dia mendirikan warung ceker teroris pada November 2015 lalu. Terbilang baru, namun menjadi jujugan para pecinta kuliner ceker di Surabaya, khususnya para mahasiswa Ubaya.

Anton mengatakan nama teroris ini berkaitan dengan rasa pedasnya yang pekat. “Nama teroris berhubungan dengan rasa pedasnya yang akan meledakkan lidah anda,” kelakarnya (15/2) Malam.

Selain ceker pedas, ada olahan lainnya yang disajikan oleh Anto. Diantaranya ceker krengsengan, ceker saus inggris dan ceker rica rica. Pria lulusan kampus STIKOSA AWS ini juga menambah menu bakso, yakni bakso Gegana anti teror. Pembeli biasanya lebih suka mencampur bakso gegana dengan ceker teroris. Paduan rasa bakso yang khas dengan gurih pedasnya ceker sangatlah cocok di mulut.

Rata-rata sebanyak 7 kg atau 50 porsi ceker teroris lude terjual dalm sehari. Selain rasanya yang nendang di mulut pun harganya cukup ramah di kantong. Cukup mengeluarkan uang sebesar Rp 10 ribu saja untuk menikmati satu porsi ceker teroris lengkap dengan nasi putih.

Kedai makan Ceker Teroris milik Anton ini buka setiap hari mulai pukul 13.00 hingga 21.00 WIB. Ramai dikunjungi saat jam makan siang dan hari libur. (Tripnesian)


Thursday, 24 November 2016

Mencicipi kuliner khas Tiongkok di Dim Sum Mbledos Surabaya

<img src='tripnesian_dim-sum-mbledos-surabaya_01.jpg' width='100' height='100' alt='kuliner dim sum mbledos surabaya'/>
Sejumlah pembeli sedang memilih dim sum di Dim Sum Mbledos, Surabaya (10/2) Malam.
Sebelum pergi ke Dim Sum Mbledos, mungkin alangkah baiknya jika mengetahui apa dan bagaimana kuliner dim sum ini ada. Sebab, dibalik makanan ini ada sejarah yang layak untuk diketahui.

Dim sum adalah makanan ringan yang terbuat dari tepung sagu, kanji, dan berbagai jenis daging seperti udang, sapi, babi, dan ayam. Dari orang Kantonis di Selatan Cina makanan ini berasal. Menilik dari Wikipedia, dim sum dalam istilah Kantonis yang berarti makanan kecil. Diperkirakan sudah ada sejak periode Jalur Sutra, yakni pada zaman Dinasti Han 206 SM hingga Dinasti Yuan abad 14 M. Kala itu banyak kedai makan yang menyajikan dim sum di Bandar (pelabuhan) Hongkong dan Guangdong.


Adalah sebuah tradisi orang tua untuk berkumpul menikmati dim sum sembari membaca surat kabar setelah senam pagi. Mereka berserta keluarga berkumpul di kedai pada hari Minggu. Sebagian  orang membawa surat kabar kemudian membahasnya bersama-sama. Selain itu dim sum juga sebagai hidangan perayaan hari Ibu dan Imlek.

Sementara itu di Indonesia makanan ini adalah salah satu hidangan favorit. Tidak diketahui secara pasti kapan makanan ini masuk di Indoenesia. Pastinya, saat ini banyak kedai makan di sejumlah daerah yang menyediakan menu dim sum.


Sarapan pagi dim sum yang lazim di Hong Kong. Dari kiri ke kanan dan atas ke bawah: har gau, teh melur, bubur nasi ayam dan sayur, ladu kukus, gulungan mi beras (di atas pinggan), cha siu baau. (Foto: Wikipedia)

Diantaranya adalah kedai makan Dim Sum Mbledos yang terletak di Jalan Ir. Soekarno, Surabaya. Di kedai yang berdiri pada 2012 lalu ini menyajikan dim sum yang cukup enak dengan berbagai macam olahan, yakni Dim Sum Kukus, Dim Sum Goreng, Sate Dim Sum, Dim Sum Hot Plate (pedas), dan menu khas Cina lainnya seperti Bubur Taiwan, Suki, Cong Fen dan Sate Yakitori. Dim Sum Kukus yang harga satu porsinya Rp 9 ribu akan terasa lebih nikmat jika disanding dengan teh tarik hangat.

Suasananya pun bernuansa negeri Cina. Kedainya didominasi warna merah dengan wallpaper tembok cina, hiasan lampion dan di kelilingi pohon bambu. Ada juga lilin yang menghiasi tiap meja cukup menambah suasana romantis.

Kedai  Dim Sum Mbledos yang terletak di kawasan Eks Merr ini buka setiap hari, mulai pukul 17.00 hingga 22.00 WIB. (Tripnesian)



Wednesday, 23 November 2016

Kuliner di Surabaya: Kober Mie Setan yang menggoda lidah

Setan memang cukup mahir dalam menggoda manusia, termasuk setan yang satu ini. Namun jangan salah, setan satu ini berbeda dari umumnya. Adalah Kober Mie Setan atau yang biasa disebut Mie Setan. Kuliner yang cukup menggoda lidah para manusia.

Mie Setan ada sejak tahun 2011 di Kota Malang. Setahun berikutnya, yaitu pada tahun 2012 membuka cabang di Surabaya, tepatnya di Jalan Kacapiring 14 dan Jalan Semolowaru 5.

Berawal dari komunitas bermain yang menyukai masakan pedas menu ini tercipta hingga akhirnya menjadi bisnis yang berkembang. Mie Setan adalah mie pedas dengan level kepedasan. Sedangkan nama Setan sendiri awalnya hanya strategi pemasaran saja.



<img src='tripnesian_mie-setan-surabaya_01.jpg' width='100' height='100' alt='kuliner mie setan surabaya'/>
Pekerja sedangmembuat Mie Setan (foto kiri). Satu porsi Mie Setan (foto kanan).

Di rumah makan yang diberi nama Kober Mie Setan ini memiliki 5 level kepedasan, yakni:

Level 1 = 10 – 12 cabai
Level 2 = 15 – 25 cabai
Level 3 = 27 – 35 cabai
Level 4 = 37 – 45 cabai
Level 5 = 60 cabai

Sesuaikan jumlah kadar kepedasan, jangan dipaksa jika tidak kuat. Sebab, isunya ada yang pingsan karena memaksa, padahal kondisi tubuh sudah tidak mampu dengan kepedasannya.

Sedangkan bagi yang tidak menyukai pedas, di tempat ini juga mnyediakan menu mie tanpa cabe, yaitu Mie Angel. Rasa dan tampilannya tak beda jauh dengan Mie Setan.


<img src='tripnesian_mie-setan-surabaya_02.jpg' width='100' height='100' alt='kuliner mie setan surabaya'/>
Suasana di dalam rumah makan Kober Mie Setan Surabaya (6/2) Malam

Jangan kuatir dengan harganya, karena tidak membuat kantong bolong. Cukup membayar Rp 8.500 untuk satu porsi Mie Setan berbagai level.

Sama halnya dengan nama makanannya, menu minumannya pun diberi nama serupa, yakni juice tuyul, juice kuntilanak, es pocong dan es genderuwo. Untuk harganya juga sangat murah sebesar Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu.

Kuliner di Surabaya satu ini memang cocok buat mereka yang menyukai mie. Tentu bagi yang suka pedas sampai terlewatkan. Kober Mie Setan buka setiap hari mulai pukul 11.00 WIB hingga 23.00 WIB. (tripnesian)



Page 3: Bakso Klenger, bakso sebesar bola basket di Surabaya

Apakah anda pernah menjumpai bakso sebesar bola basket? Jika belum, maka datanglah ke Kota Surabaya. Di Kota Pahlawan ini ada warung yang menjual bakso sekuran bola basket.

Warung Bakso Klenger namanya, berada di Jalan Rembang Utara blok Tuban 8 Surabaya. Ukuran baksonya yang bikin klenger (pingsan) itu membuat penasaran banyak orang di Surabaya. Sempat juga naik tayang di sejumlah media televisi, cetak maupun online.

Adalah Pasiran (46), pemilik warung Bakso Klenger. Ada  7 ukuran dan berat yang berbeda-beda yang dia buat, yaitu  mulai dari bakso berdiameter 10 cm hingga 50 cm dengan berat 15 kg.

“Ya tujuannya untuk menarik minat pengunjung saja dan biar nggak bosan dengan bakso yang itu-itu saja,” ucapnya, saat saya tanya tentang tujuannya dia membuat bakso ini di warungnya, Minggu (14/2) Malam.



<img src='tripnesian_bakso-klenger-surabaya_01.jpg' width='100' height='100' alt='kuliner bakso di surabaya'/>
Pekerja sedang membuat Bakso Klenger (foto kiri). Bakso Klenger berbagai ukuran (foto kanan).

Pria yang akrab disapa Pak Ran ini menjalankan usahanya sejak umur 14 tahun. Pahit manis dalam usaha sudah dia rasakan bertahun-tahun. Meski pesaing bertambah banyak dia tidak berkecil nyali, bahkan termotivasi untuk  mencari cara agar usahanya bisa bertahan dan terus berkembang.

Salah satunya membuat bakso klenger ini. Mulanya, dia belum memiliki ide untuk memberi bakso super jumbonya. Hingga ada salah satu pelangganya yang berkata “wih klenger aku mangan bakso iki” (wih klenger saya makan bakso ini), dia pun akhirnya memberi nama Bakso Klenger.

Memang, bakso ukuran paling besar diameter 50 cm dengan berat 15 kg tidak mungkin kalau dimakan sendirian. Bakso seukuran itu cukup untuk 25 hingga 30 orang.


<img src='tripnesian_bakso-klenger-surabaya_02.jpg' width='100' height='100' alt='kuliner bakso di surabaya'/>
Sejumlah pengunjung sedang menikmati bakso di warung Bakso Klenger, Surabaya, Minggu (14/2) Malam.
Pasiran memasang harga menu baksonya ini sebesar Rp 10 ribu hingga Rp 500 ribu per porsi. Dalam tiap harinya dia mampu meghabiskan 60 kg sapi sampai 70 kg daging sapi. Sebanyak 300 pembeli yang dia layani tiap hari, apalagi pas hari libur bisa meningkat 10%.

Jika anda penasaran dengan Bakso Klenger Surabaya jangan ragu untuk datang ke warungnya Pasiran. Disamping ukurannya yang jumbo, rasanya pun bikin krasan melahapnya. (tripnesian)



Tuesday, 22 November 2016

Page 2: Citarasa bakso yang khas dengan iringan musik keroncong di Bakso Rindu Malam Surabaya

Grup musik keroncong sedang menghibur pengunjung di warung Bakso Rindu Malam (11/2) Malam.

Bakso, salah satu kuliner favorit orang indonesia dari tahun ke tahun. Bakso adalah makanan yang terbuat dari daging, udang, ikan dan dilumatkan dengan tepung kanji, biasanya dibentuk bulat. Di Surabaya, Jawa Timur, ada warung bakso yang yang layak dikunjungi.

Bakso Rindu Malam nama warungnya. Warung sederhana yang menjual menu makanan bakso khas kota kelahiran Jokowi ini. Warung ini sudah ada sejak tahun 1984 di Jalan Ciliwung 73 Surabaya. Sangat pas menjadi pilihan bagi para pecinta bakso saat berada di Surabaya.

Banyak pilihan menu bakso di warung ini, seperti bakso campur, bakso spesial keju, bakso telor puyuh, bakso halus, dan bakso kasar. Menu yang paling ramai dipesan adalah bakso spesial keju, bakso daging sapi rasa keju. Tekstur daging sapi yang kenyal dengan gurihnya rasa keju yang khas lumer di mulut.


Pemilik warung bakso ini adalah Zainul Putra, pria asal Jombang. Dia mendirikan warung bakso ini karena dia juga termasuk penggemar bakso. Namun kali ini Zainal membuat inovasi pada bisnisnya ini. Selain menambah menu bakso keju dia juga memberikan service tambahan, yaitu mendatangkan grup musik keroncong untuk menghibur para pelangganya.

Menikmati citarasa bakso Solo yang khas diiringi dengan alunan musik keroncong yang lembut seperti bengawan Solo, Stasiun Balapan, cukup menambah suasana menjadi nyaman. Inovasi tersebut mendatangkan berkah bagi zainul. Warungnya tak pernah sepi pembeli. Dalam tiap hari dia bisa menghabiskan 700 hingga 800 porsi.


Zainul sedang membuat bakso (foto kiri) dan satu porsi bakso keju (foto kanan) di warung bakso Rindu Malam (11/2) Malam.

Menikmati citarasa bakso Solo yang khas diiringi dengan alunan musik keroncong yang lembut seperti bengawan Solo, Stasiun Balapan, cukup menambah suasana menjadi nyaman. Inovasi tersebut mendatangkan berkah bagi zainul. Warungnya tak pernah sepi pembeli. Dalam tiap hari dia bisa menghabiskan 700 hingga 800 porsi.

Zainul memberi harga bakso buatannya ini hanya sebesar Rp 15 Ribu untuk satu porsinya. Sedangkan untuk bakso spesial keju diberi harga Rp 13 Ribu per porsi. Warung bakso Rindu Malam buka mulai pukul 10.00 WIB hingga 22.00 WIB. (tripnesian)



Page 1: Nasi goreng Jancuk, nasi goreng pedas ala Surabaya Suite Hotel

Saat ini persaingan bisnis kuliner semakin ketat di Surabaya. Ragam inovasi dilakukan agar bisa bersaing dan bertahan. Salah satunya adalah memberi nama makanannya dengan nama yang unik, bahkan mungkin ada yang ekstrim.

Tidak sedikit rumah makan sederhana hingga mewah yang berada di Surabaya menggunakan nama makanan yang unik. Tujuannya tak lain untuk menarik perhatian serta minat orang untuk membeli.


Berikut seri 10 nama kuliner unik di sejumlah rumah makan menengah ke bawah hingga ke atas di Surabaya. 
 
Page 1: Nasi goreng Jancuk di Surabaya Suite Hotel

"Jancuk" adalah kata ungkapan untuk kekecewaan, kemarahan, kesal, dan jadi kata ungkapan untuk keheranan atas sesuatu yang luar biasa. Kata ini biasa digunakan oleh masyarakat Jawa Timur, terutama Surabaya dan sekitarnya. Sebagian besar orang sudah pasti marah jika disapa dengan kata  ini.

Namun bagi Surabaya Suite Hotel menjadi suatu hal yang menguntungkan. Kata yang dianggap tabu itu justru dipakai untuk nama salah satu menu makanannya. Adalah Nasi goreng Jancuk, nasi goreng yang memiliki rasa sangat pedas.


<img src='tripnesian_nasi-goreng-jancuk-surabaya_01.jpg' width='100' height='100' alt='nasi goreng jancuk'/>
Satu porsi nasi goreng Jancuk level biasa (foto kiri), dan suasana rumah makan di Surabaya Suite Hotel (foto kanan).

Ada dua level pedas, yakni Nasi Goreng Jancuk Biasa dan ekstra. Level biasa menggunakan 1 ons cabe dengan topping irirsan telor dadar, udang, dan daging ayam yang disuir. satu porsi nasi goreng Jancuk level biasa bisa dibuat untuk 5 hingga 7 orang. Sedangkan untuk harganya satu porsi Rp 350 Ribu. Memang terbilang mahal, tapi cukup sebanding dengan citarasanya.

Surabaya Suite Hotel terletak di tengah Kota Surabaya, tepatnya di jalan Pemuda 31-37, Surabaya. Sekitar kurang lebih 18 km dari bandara Juanda.(Tripnesian)



Sunday, 20 November 2016

Strudel Malang, kue Eropa khas Kota Malang

Strudel Malang, begitu banyak orang menyebut makanan yang satu ini. Makanan sejenis kue ini menambah daftar menu oleh-oleh di kota dingin Malang.

Strudel adalah kue berlapis yang terbuat dari pastry dan berbagai macam buah. Kabarnya, strudel adalah makanan populer sejumlah Negara di Eropa. Menilik dari situs Malang Strudel, kue ini populer di Austria pada zaman Hasburg Empire (1278-1780).

Kue ini diperkirakan berasal dari bangsa Yunani dan Turki. Di Negara tersebut dikenal sebagai Backlava. Lambat laun semakin populer dan menjadi makanan favorit rakyat Jerman, Austria, dan Negara Eropa lainnya. Strudel favorit di sejumlah Negara itu adalah strudel yang berisi buah apel. Orang Jerman biasa menyebutnya “apfel strudel”.


Strudel ubi ungu. (Photo by Malang Strudel)

Sementara itu, di Kota Malang pertama kali dikenalkan oleh Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar. Pasutri artis papan atas itu mendirikan gerai strudel yang diberi nama Malang Strudel.

Mulanya, Teuku Wisnu dan Shireen berkunjung ke Eropa beberapa tahun silam. Di sana mereka menyukai kue strudel, dan membawanya pulang  ke Indonesia untuk oleh-oleh keluarga serta sejumlah temannya. 


Selang beberapa tahun, semenjak Teuku Wisnu sering berkunjung ke Malang, tercetus ide untuk membuat usaha strudel di Kota Malang. Waktu itu dia berpikir bahwa mungkin cocok kalau membuat strudel khas Malang, karena Malang terkenal sebagai penghasil apel yang berkualitas.  Hingga akhirnya, strudel khas Malang pun jadi melalui chef profesional, dibarengi dengan dibukanya gerai pertama Malang Strudel di di Jalan Ardimulyo, Singosari, Kabupaten Malang.

Ada beberapa varian rasa yang dibuat oleh Malang Strudel. Salah satunya adalah strudel berisi ubi ungu yang diberi nama Taro Strudel.  Terbuat dari potongan ubi ungu yang dicampur dengan adonan lembut dan dibalut dengan puff pastry yang gurih.

Ada juga strudel isi apel bernama Apple Strudel. Terbuat dari apel khas Malang dibalut dengan puff pastry serta dikombinasikan dengan palem sugar dan kismis.
Saat ini gerai Malang Strudel tidak hanya di Singosari saja. ada sejumlah gerai lainnya di Kota Malang, yakni di Jalan Soekarno Hatta, Jalan W.R. Supratman, Jalan Kawi, Jalan Diponegoro, dan di dalam bandara Abdurrahman Saleh
. (Tripnesian)


Sajian teh dan panorama di Kebun Teh Wonosari Malang

<img src='tripnesian_kebun-teh-wonosari_01.jpg' width='100' height='100' alt='kebun teh wonosari malang'/>
Portrait salah satu buruh pemetik di kebun teh Wonosari, Malang (25/2) Siang.

Sejumlah buruh pemetik tengah sibuk di pematang kebun teh Wonosari, Lawang, Kabupaten Malang (25/2) Pagi. Beberapa ada yang baru datang, lalu segera bergabung dengan yang lainnya. Di sela memetik teh, mereka saling berbicara membahas sesuatu atau hanya gurauan kecil untuk mengusir jenuh.

Di kebun teh Wonosari ada ratusan buruh pemetik teh. Mereka tersebar di seluruh area kebun ini. ada sejumlah area yang terbagi untuk memudahkan para buruh pemetik.  Salah satunya di area kebun sebelum pintu tiket masuk wisata.


Daun-daun teh yang mereka petik itu kemudian dibawa ke pabrik teh Wonosari untuk diolah. Pabrik tersebut berada di dalam tempat wisata ini. Pengunjung bisa melihat langsung proses pengolahannya dari awal hingga akhir. Tentu mendaftarkan diri dulu ke kantor yang disediakan khusus untuk pendaftaran pengunjung yang ingin melihat prosesnya di pabrik.

Hasil olahan teh dari pabrik tersebut juga bisa dinikmati di kedai teh yang diberi nama “Tea House”. Tempatnya tidak jauh sekitar 50 meter dari pabrik.  Di muka kedai ada sebuah taman air yang di tengahnya terdapat monumen cangkir berukuran besar. Kedai Tea House menyediakan menu teh olahan pabrik teh Wonosari, Teh  Rolas namanya. Harganya sangat murah, satu tekonya dihargai Rp 20 Ribu. Selain itu juga menyediakan menu minuman dan makanan lainnya. Menikmati sajian teh dengan suasana nyaman nan sejuk di kedai Tea House membuat siapapun tak ingin beranjak.  


Berjalan lebih ke dalam lagi kita akan menjumpai hamparan kebun teh dengan dikelilingi pepohonan yang rimbun. Di salah satu area perkebunan ada papan yang bertuliskan “Teh ini ditanam pertama kali di Wonosari Th. 1910”. Ya, memang perkebunan ini sudah sejak zaman colonial Belanda.

Menurut sejumlah literatur, Kebun teh Wonosari didirikan oleh perusahaan Belanda yang bernama NV Cultur Maatschappy. Awalnya kebun ini ditanami teh dan kina pada tahun 1910. Hingga saat Jepang menduduki Indonesia pada tahun 1942, sebagian tanaman teh diganti dengan tanaman pangan. Namun, pada saat Indonesia mencapai kemerdekaannya, perkebunan ini kembali ditanami teh oleh pemerintah Indonesia yang dikelola oleh Pusat Perkebunan Negara (PPN).  Saat ini, kebun teh Wonosari dikelola oleh PTP Nusantara XII, digunakan untuk diversifikasi pengolahan kebun teh dan dikembangkan sebagai wisata agro.


<img src='tripnesian_kebun-teh-wonosari_04.jpg' width='100' height='100' alt='kebun teh wonosari malang'/>
Kedai Tea House dan monumen cangkir (foto kiri), dan satu teko Teh Rolas (25/2) Pagi.

Seluas 370 Hektar kebun teh Wonosari menghampar di kaki Gunung Arjuna. Berhawa sejuk dengan ketinggian 950 hingga 1200 Mdpl. Ribuan pucuk daun teh yang berumur ratusan tahun tertanam di kebun ini. Pucuk daun teh asal India dan Cina.

Keindahan panoramanya pun tak kalah. Di salah satu area perkebunan ada panorama yang sedap dipandang. Sajian visual para pemetik teh yang beraktifitas di tengah kebun dengan latar belakang Gunung Arjuna sangatlah sedap dipandang mata. Namun sayang, waktu itu para buruh sedang memetik di area lain. Sehingga hanya tersaji panorama kebun dan latar belakang  Gunung Arjuna saja.

Wisata agro kebun teh Wonosari terletak di Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, sekitar kurang lebih 30 km dari Kota Malang dan 80 km dari Kota Surabaya. Buka tiap hari mulai pukul 07.00 WIB hingga 17.00 WIB. Tarif tiketnya sangat murah, hanya sebesar Rp 10 Ribu per orang sudah bisa menikmati keindahan alam nya. (Tripnesian)


Saturday, 19 November 2016

Peternakan kuda Megastar, destinasi baru di Kota Batu

<img src='tripnesian_peternakan-kuda-megastar-batu_01.jpg' width='100' height='100' alt='wisata peternakan kuda megastar'/>
Pengunjung sedang berkuda di area wisata peternakan kuda Megastar, Batu (3/1) Siang.

Satu lagi destinasi wisata baru yang patut untuk dikunjungi. Adalah peternakan kuda Megastar yang berada di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Tempat wisata pacuan kuda yang baru saja dibuka pada Oktober 2015 lalu.

Di tempat wisata ini kita bisa melihat aktifitas puluhan kuda serta memacu kuda, berkeliling di area wisata dengan berkuda.


Tempat wisata seluas 2 hektar ini berada di dataran tinggi kawasan hutan Oro-oro Ombo. Memiliki 2 lapangan pacu, istal, dan beberapa pondokan yang disediakan untuk menikmati lanskap kota Batu.


Menilik dari berbagai sumber, wisata ini sebelumnya adalah tempat penangkaran kuda, program silvopasture dari Perhutani. Kemudian, atas ide dari Wali Kota Batu Eddy Rumpoko pernangkaran ini diubah menjadi tempat wisata. Saat ini dikelola oleh Pemerintah Kota, dan Perhutani bekerja sama dengan PT Megastar.


Suasana di tempat ini sangat nyaman, dan sejuk. Dari tempat ini kita bisa melihat panorama Kota Batu dengan katar bekakang Gunung Arjuna. Wisatawan yang berkunjung ke sini bisa menyewa kuda untuk berkeliling area wisata.


Kabarnya dalam waktu dekat akan dibangun sejumlah fasilitas, seperti sentra kuliner, home stay, dan beberapa pertunjukan  cross country dan koboy show.


Tempat wisata pacuan kuda ini dibuka mulai pukul 09.00 WIB hingga 17.00 WIB. Jika anda ingin berkunjung ke sini anda harus membayar tarif tiket masuk wisata sebesar Rp 25.000 per orang. Sedangkan tarif untuk menyewa kuda sebesar Rp 50.000 per orang selama 30 menit dengan ditemani petugas setempat demi keselamatan.


<img src='tripnesian_peternakan-kuda-megastar-batu_02.jpg' width='100' height='100' alt='wisata peternakan kuda megastar'/>
Sejumlah siswa riding school di peternakan kuda Megastar, Batu (3/1) Siang
Selain itu juga ada program sekolah berkuda (riding school). Program ini dibuka untuk umum, mulai dari umur 7 tahun hingga dewasa. Pengelola mendatangkan pelatih profesional berlisensi Pordasi (Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia). Sedangkan untuk biayanya sebesar Rp 400 ribu per bulan. Saat ini terhitung 30 siswa yang bersekolah di sini.

Peternakan kuda Megastar ini memang sangat cocok buat alternatif wisata. Ramai dikunjungi wisatawan pada saat hari libur. Terlebih pada saat hari libur panjang.
(Tripnesian)


Friday, 18 November 2016

Air terjun Sumber Pitu Pujon nan menawan di Malang

<img src='tripnesian_air-terjun-sumber-pitu-pujon-malang_01.jpg' width='100' height='100' alt='air-terjun-sumber-pitu-pujon-malang'/>
Air terjun Sumber Siji yang berada seratus meter sebelum Sumber Pitu, Pujon, Malang (13/2) Siang.

Kabupaten Malang memiliki banyak tempat wisata alam yang sangat menarik untuk dikunjungi. Salah satunya  adalah wisata air terjunnya. Bisa dibilang Kabupaten Malang adalah surganya air terjun atau coban.

Air terjun di Pujon misalnya, selain Coban Rondo di kawasan ini juga ada air terjun yang meenawan. Adalah air terjun Sumber Pitu yang terletak di Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Namanya sama dengan coban di Tumpang. Namun sangat berbeda dan memiliki daya tarik tersendiri.

Ya, di Sumber Pitu Pujon pengunjung bisa merasakan sensasi tracking dan tidak hanya menikmati 1 air terjun saja tapi  3 air terjun, yakni Sumber Siji, Sumber Pitu dan Sumber Sumber Papat.

Perlu diketahui, jalan menuju air terjun terbilang sulit. Dari parkiran pertama menuju parkiran kedua sejauh kurang lebih 4 km kondisi jalannya berbartu, menanjak, dan banyak tikungan. Apalagi jika musim hujan jalan menjadi licin, rawan selip. Bagi yang belum pernah melalui medan berat jangan memaksa untuk melintasinya.

Pakailah jasa ojek yang ada di parkiran pertama sebesar Rp 30 ribu per orang. Sedangkan dari parkiran kedua menuju air terjun harus ditempuh dengan berjalan kaki. Semua kendaraan bermotor harus diparkir.

Jarak antara parkiran menuju air terjun Sumber Siji sekitar 2 km ditempuh dengan berjalan kaki. Air terjun Sumber Siji memiliki satu sumber air terjun yang cukup tinggi. Selama perjalanan kita akan menemui jalanan yang menanjak dengan pemandangan yang bagus serta udaranya sangat sejuk.

Berikutnya perjalanan air terjun Sumber Siji ke Sumber Pitu. Berjarak sekitar 100 meter. Kondisi jalannya sangat terjal. Air terjun Sumber pitu sebenarnya memiliki 9 sumber air terjun. Nama Sumber Pitu sendiri untuk mempermudah orang menyebutnya saja.

<img src='tripnesian_air-terjun-sumber-pitu-pujon-malang_04.jpg' width='100' height='100' alt='air-terjun-sumber-pitu-pujon-malang'/>
Pengunjung berjalan menuju Sumber Siji (foto kiri). Sejumlah pengunjung beristirahat di sela perjalanan menuju Sumber Siji (foto kanan), (13/2) Siang.

Perjalanan terakhir yaitu menuju air terjun Sumber Papat. Air tejun ini memiliki 4 sumber air terjun. Berjarak sekitar 100 meter dengan Sumber Pitu. Kondisi jalannya cukup terjal. Maka berhati-hatilah.

Sebelum melakukan tracking bawalah bakal yang cukup karena sepanjang perjalanan dari area parkir ke air terjun tidak ada warung. Pengunjung biasanya membeli di warung yang ada di parkiran kedua. Di warung ini juga menyediakan menu minuman hangat dan beberapa makanan instan. Tempatnya juga sangat nyaman untuk menikmati kopi. Suasananya sangat teduh dan sejuk, karena memang dikelilingi pohon-pohon yang tinggi.

Air terjun Sumber Pitu dibuka mulai pukul 07.00 WIB hingga 16.00 WIB. Tarif tiket masuk di wisata ini sebesar Rp 10 ribu per orang sudah bisa menikmati suasana alamnya.  Selain itu di sini juga ada flying fox, outbond, camp ground, dan sirkuit offroad. (Tripnesian)


Thursday, 17 November 2016

Gereja Kayutangan, gereja tertua bergaya neo gothic di Kota Malang

<img src='tripnesian_gereja-kayutangan-malang_01.jpg' width='100' height='100' alt='gereja kayutangan malang'/>
Gereja Kayutangan di tengah padatnya lalu lintas di Jl MGR Sugiyopranoto, Kota Malang (10/1) Sore.

Tak hanya Kota Surabaya yang sarat akan bangunan bersejarah. Kota Malang juga memiliki banyak bangunan yang menjadi saksi bisu zaman pra kemerdekaan. Salah satunya adalah Gereja Kayutangan yang terletak di  di Jl. MGR Sugiyopranoto, Klojen, Utara Alun-alun Kota Malang. Tempat peribadatan umat Katolik ini bangunan religi tertua di Kota Malang.

Bangunan bergaya Neo Gothic Eropa ini secara resmi berdiri pada 4 Juni 1897. Sebenarnya nama gereja ini adalah Gereja Paroki Hati Kudus Yesus (HKY). Namun karena terlalu panjang untuk disebutkan, maka diberi nama Kayutangan. Nama tersebut berhubungan dengan letak gereja yang berada di Kajoetangan Straat, nama jalan di kawasan tersebut sebelum diganti menjadi jalan MGR Sugiyopranoto.


Sebelum dibangun gereja, tempat ini adalah pendopo Kabupaten Malang masa kepemimpinan Bupati Kanjeng Raden Aryo Tumenggung Notodiningrat. Pendopo tersebut sekaligus digunakan tempat beribadah umat Katolik yang dipimpin oleh Romo Godefriedus Daniel Augustinus Joncbloet.

 
Menilik buku “Seabad Paroki Hati Kudus Yesus”, pengajuan pendirian Gereja Kayutangan diurus oleh Mgr Walterus Jacobus Staal S.J pada 4 Januari 1897. Mgr Staal mengajukan ke pemerintah Hindia Belanda mengenai pembentukan stasi Malang. Selang enam bulan, yakni pada 4 Juni 1897 pemerintah Hindia Belanda memberikan izin pendirian Gereja Kayutangan dengan dikeluarkannya surat keputusan Gouvernements-besluit. Tanggal itulah yang menjadi hari berdirinya Gereja Kayutangan.

Sedangkan pembangunan gereja dimulai pada tahun 1905, delapan tahun setelah surat izin pendirian tersebut keluar. Dibangun dengan gaya neo gothic yang diperkenalkan oleh arsitek terkenal dari Belanda, yaitu Dr. P.J.H Cuypers (1827-1921).


<img src='tripnesian_gereja-kayutangan-malang_03.jpg' width='100' height='100' alt='gereja kayutangan malang'/>
Suasana di dalam gereja Kayutangan, (10/1) Siang.

Seni bangunan itu merupakan ciri khas bangunan Eropa pada pertengahan abad ke-19. Bentuk bangunannya yang tinggi, memiliki kerangka yang kokoh pada dinding dan atap, jendela serta pintu yang besar berbentuk lengkungan meruncing ke atas dan dinding yang dibangun dengan konstruksi  skelet.

Gereja Kayutangan hingga saat ini masih aktif digunakan tempat beribadah umat Katolik. Tak terkecuali pada saat perayaan hari besar, seperti Natal dan Paskah. Selain itu ada juga pengunjung yang sekedar menyaksikan bangunannya dan hunting foto di sekitar gereja. (Tripnesian)

Wednesday, 16 November 2016

Menghampiri Raja Kerdil di Candi Bajang Ratu Trowulan

<img src='tripnesian_candi-bajang-ratu_01.jpg' width='100' height='100' alt='candi bajang ratu mojokerto'/>
Pengunjung mengabadikan momen di Candi Bajang Ratu, Trowulan, Mojokerto (18/9) Pagi.

TROWULAN, 18 September 2015 - Kala itu pagi datang tepat waktu, usai menghabiskan malam yang hampir tak tersisa. Melaju cepat berpacu dengan matahari. 60 km/jam lebih cepat 80 km/jam bahkan terkadang 100 km/jam. Agar tiba di tempat sebelum matahari tiba.

Sesuai dengan harapan, aku lebih dulu tiba. Di depan mata tampak silhouette bangunan yang berselimut kabut. Ya, tak lain adalah Candi Bajang Ratu, yang menjadi alasan ku melakukan perjalanan sejauh 64 Km Surabaya - Trowulan.

Berselang waktu yang tak lama matahari pun menampakkan wajahnya. Secara perlahan menerangi candi dengan padang rumput yang luas. Pun, Satu-persatu detil ukiran candi mulai terlihat. Ukiran-ukiran khas bercorak Hindu-Budha.


Menilik dari website Perpustakaan Nasional (perpusnas) Republik Indonesia, candi berbentuk persegi ini adalah peninggalan Kerajaan Majapahit. Dibangun antara abad ke-13 dan 14 Masehi. Majapahit pada masa itu dipimpin oleh raja kedua, yakni Jayanegara.

Candi yang memiliki tinggi 16,1 dan panjang 6,74 meter ini sebagian besar terbuat dari batu bata merah. Pada masing-masing sisi yang mengapit anak tangga terdapat hiasan singa dan binatang bertelinga panjang. Di dinding kaki yang mengapit tangga terpahat relief Sri Tanjung. Sedangkan di kiri dan kanan dinding bagian depan yang mengapit pintu ada relief Ramayana. Serta relief kepala kala yang menghias di atas ambang pintu candi.
 
Belum puas dengan literatur itu, timbul keinginan untuk bertanya pada juru kunci yang berada di pos pintu masuk. Sugeng namanya, pria paruh baya yang sudah puluhan tahun menjadi juru kunci di candi ini. Ia mengatakan bahwa candi ini adalah bentuk penghormatan kepada Jayanegara.

“Dilihat dari bentuknya yang bertipe paduraksa atau gapura beratap, maka fungsinya adalah sebagai gapura pintu masuk bangunan suci. Candi ini juga penghormatan atas meninggalnya Jayanegara,” ucap Sugeng sembari menghisap batang rokoknya, (18/9) Siang.


Sama dengan apa yang dicatat oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (kemdikbud) dalam websitenya. Kemdikbud mencatat bahwa fungsi candi Bajang Ratu diduga sebagai pintu masuk ke sebuah bangunan suci, dan juga untuk memperingati wafatnya Jayanegara pada tahun 1312 Saka.

Sementara itu, dalam catatan Perpusnas mengatakan nama Bajangratu pertama kali disebut pada tahun 1915, yakni dalam buku berbahasa Belanda Oudheidkunding Verslag (OV). Disamping itu, Arkeolog Sri Soeyatmi Satari menduga nama tersebut berhubungan dengan Raja Jayanegara, karena kata 'bajang' berarti kerdil. Menurut Kitab Pararaton dan cerita rakyat, Jayanegara dinobatkan sebagai Raja saat masih berusia bajang atau masih kecil, Sehingga gelar Ratu Bajang atau Bajang Ratu melekat padanya.


Selain itu juga ada yang beranggapan bahwa candi atau gapura Bajang Ratu adala gapura menuju keraton Majapahit.
 

Meski demikian, belum ada penjelasan yang pasti tentang siapa yang membangun, atas perintah siapa dan kapan candi ini dibangun. Hingga sekarang masih menjadi misteri.

<img src='tripnesian_candi-bajang-ratu_07.jpg' width='100' height='100' alt='candi bajang ratu mojokerto'/>
Pengunjung mengabadikan momen di Candi Bajang Ratu (18/9) Siang.

Letak candi Bajang Ratu di Dukuh Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, sekitar 600 meter dari Candi Tikus. Dibuka untuk umum mulai pukul 07.00 hingga 16.00 WIB, kecuali hari libur buka hingga pukul 17.00 WIB. Pengunjung dikenakan tarif tiket  masuk sebesar Rp 3 ribu untuk dewasa dan Rp 1500 untuk anak-anak.

Tak sedikit pengunjung yang datang ke candi Bajang Ratu. Mulai dari wisatawan, pelajar, budayawan hingga para peneliti. Terlebih pada hari libur, jumlah pengunjung meningkat 50% dari hari aktif. (Tripnesian)



Tuesday, 15 November 2016

Balada para pematung Trowulan Mojokerto


<img src='tripnesian_kerajinan-patung-trowulan_01.jpg' width='100' height='100' alt='kerajinan patung trowulan'/>
Pematung sedang memahat patung di Desa Jati Sumber, Trowulan, Mojokerto, (29/10) Siang

Trowulan, menyusurinya seolah waktu berputar kembali pada masa silam. Bagaimana tidak, di daerah ini banyak ditemukan situs peninggalan Kerajaan Majapahit. Demikian pula dengan kerajinan patungnya, hingga kini masih terpelihara dengan baik.

Sebut saja Pematung Trowulan, keberadaanya saat ini tersebar di 2 kelurahan yakni Kelurahan Bejijong dan Ringin Lawang, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Salah satunya di  Desa Jati Sumber, Kelurahan Bejijong. Hampir seluruh warga desa ini adalah pematung.

Berbagai macam patung diproduksi oleh mereka, antara lain patung budha,  wisnu, siwa, dwarapala, dan ganesha. Ukurannya pun cukup beragam, mulai dari ukuran paling kecil 15 sentimeter hingga besar 4 meter.

Waras (45), salah satu pematung di Desa Jati Sumber yang meneruskan profesi dari mendiang bapaknya. Ia mulai menekuni kerajinan ini  sejak umur 16 tahun. Dari bapaknya lah Waras belajar membuat patung.

"Rata-rata pematung di Trowulan adalah profesi turunan," ujarnya, saat ditemui di rumah produksinya, (2/6/2015) Siang.

Patung yang diproduksi Waras terbuat dari batu hitam (andesit) dan batu hijau. Ia mengatakan yang membedakan dari bahan baku tersebut adalah daya tahannya. Bahan baku batu andesit lebih tahan lama daripada batu hijau. Harganya pun berbeda, patung batu andesit berkisar antara Rp 500 Ribu hingga Rp 19 Juta. Misalnya patung ganesha ukuran 60 sentimeter ia jual Rp 1,7 Juta. Sedangkan patung batu hijau ukuran 75 sentimeter sebesar Rp 250 Ribu. Patokan harga tersebut sesuai ukuran dan tingkat kesulitannya.

“Yang paling sering dipesan adalah patung Budha. Pemesan paling banyak dari Bali, India, Jerman, Amerika, Korea, Jepang, dan Thailand,” ungkap Waras.

<img src='tripnesian_kerajinan-patung-trowulan_03.jpg' width='100' height='100' alt='kerajinan patung trowulan'/>
Pematung sedang memahat patung di Desa Jati Sumber, Trowulan, Mojokerto, (2/6) Siang

Ia menuturkan proses pembuatannya memakan waktu 1 minggu hingga 1 bulan. Patung Budha ukuran 2 meter membutuhkan waktu 2 minggu.

Sementara itu, ada juga home industry yang memproduksi patung berbahan dasar campuran semen dan pasir (cor). Patung cor lebih cepat pengerjaannya. Ukuran 2 meter bisa selesai dalam waktu 3 hari. Harganya pun cukup murah, patung cor ukuran 2 meter dihargai Rp 2 Juta.

Proses pembuatan patung cor berbeda tidak seperti patung batu yang dibuat dengan cara dipahat. Patung cor dibuat menggunakan cetakan atau mal. Oleh karena itulah pembuatannya lebih cepat daripada patung batu.


Jika dilihat sekilas patung cor memang seperti patung batu. Namun, perbedaannya terletak pada guratan pahatannya, dan sudah pasti daya tahannya lebih rapuh daripada patung batu.

Persaingan antara keduanya memang ketat dipasaran. Tentu dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing. Namun, bisa jadi keberadaan patung cor menjadi ancaman bagi pematung batu. (Tripnesian)


Monday, 14 November 2016

Masjid Tiban Malang, antara mitos dan keindahan arsitekturnya

<img src='tripnesian_masjid-tiban-malang_05.jpg' width='100' height='100' alt='masjid tiban malang'/>
Sebagian bangunan dari Masjid Tiban dilihat dari lantai lima, (15/5) Siang.

Malang Selatan memiliki sebuah bangunan masjid yang unik dan megah. Keberadaanya menyita perhatian banyak wisatawan dari berbagai daerah. Adalah Masjid Biharu Bahri'asali Fadlaailir Rahmah atau yang dikenal dengan Masjid Tiban.

Bangunan masjid yang berada di “tengah” kampung ini sebenanya adalah pondok pesantren yang bernama Biharu Bahri'asali Fadlaailir Rahmah. Sedangkan nama Masjid Tiban sendiri adalah penyebutan banyak orang terkait isu pembangunannya yang dibantu oleh 1000 pasukan jin.


Namun, saat saya bertanya pada salah satu pengurus pondok, Alif, pondok ini 100% dibangun oleh manusia. Ia mengatakan ide dan konsep pembangunannya adalah hasil istikharah dari mendiang sang pendiri pondok, yakni KH Achmad Bahru Mafdloludin Sholeh yang akrab disapa Romo Kyai. Istikharah atau memohon petunjuk kepada Allah SWT tersebut membuahkan hasil, yakni sebuah petunjuk untuk membangun pondok pesantren beserta detil arsitekturnya.


“Romo Kyai tidak memiliki keahlian dalam hal arsitektur, semua bentuk bangunan diilhami atas petunjuk dari istikharah itu,” ungkap Alif, saat ditemui di pondok, Sabtu (14/5/2016) siang.

Alif menceritakan, awal pembangunannya dimulai pada tahun 1987 hingga 1992. Dalam jenjang waktu tersebut, Romo Kyai dengan dibantu oleh para santrinya berhasil membangun tiga lantai.


Pembangunan sempat terhenti karena belum memiliki izin mendirikan bangunan (IMB). Hingga pada tahun 1999 pembangunan pondok dilanjutkan kembali setelah mendapatkan IMB.


“Sepeninggal Romo Kyai pada tahun 2010 pembangunan dilanjutkan oleh para santri,” tambah Alif. Hingga saat ini para santri berhasil membangun hingga  11 lantai.


<img src='tripnesian_masjid-tiban-malang_06.jpg' width='100' height='100' alt='masjid tiban malang'/>
Kuade (kiri) dan gua di Masjid Tiban, Malang, (15/5) Siang.

Masjid Tiban berdiri di atas tanah seluas 7 hektar. Memiliki 11 lantai dengan gaya arsitektur Timur Tengah, India, dan Romawi. Namun, anehnya dalam proses pembangunannya Romo Kyai sebelumnya tidak memiliki rencana apapun terhadap gaya arsitektur bangunan.

“Bangunan ini tidak mengadopsi kultur dari negara manapun, semua adalah hasil dari istikharah dari Romo Kyai,” imbuh Alif.


Bangunan depan masjid ini adalah gapura pintu masuk berukuran besar dan tinggi. Setelah itu di area halaman masjid atau pondok ada sejumlah bangunan yang menyerupai bangunan kuil di India


Memasuki masjid, yakni di lantai 1 dan 2, kita akan menjumpai ruangan yang penuh dengan ukiran floral dan kaligrafi ayat-ayat Al Quran. Selain itu di lantai 2 ada pelataran dengan lantai warna-warni. Biasanya kedua lantai ini digunakan pengunjung untuk berselfie dan beristirahat. 

Naik ke lantai 3 terdapat akuarium ikan air tawar. Kemudian, di lantai 4 Anda akan menemui kursi pengantin atau kuade, biasanya lantai ini digunakan untuk prosesi akad nikah. 


Melangkah ke atas, di lantai 5 adalah tempat untuk melaksanakan shalat wajib, Idul Fitri, Idul Adha, dan merayakan hari-hari besar Islam lainnya. Di lantai ini juga ada sebuah mimbar yang indah. Selanjutnya, lantai 6 merupakan tempat persinggahan para santri beserta keluarganya.


Lantai 7 dan 8 ada pertokoan yang menjual pernak pernik busana Muslim, makanan dan minuman ringan, serta oleh-oleh berupa kerajinan tangan seperti miniatur mobil dan kereta. Sedangkan, lantai 9 adalah ruang kosong berbentuk kubah.

Lantai 10 terdapat lorong menyerupai sebuah gua, biasanya digunakan oleh santri dan pengunjung untuk mengaji. Di lantai paling atas kita bisa melihat bentuk bangunan masjid dari atas lewat celah-celah jendela bergaya Timur Tengah. Dan masih banyak lagi ruangan yang unik dan indah di dalam masjid ini.

Tiap hari ribuan pengunjung datang silih berganti. Tak hanya pengunjung lokal, dari luar negeri juga banyak yang mengunjungi pondok pesantren ini, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, hingga Mesir. Bahkan artis papan atas dan sejumlah pejabat negara juga pernah berkunjung ke sini, antara lain,  mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Gus Dur, Jusuf Kalla, Desi Ratnasari, Krisdayanti, Anang Hermansyah, Dik Doang, Krisna Mukti, dan Tukul.


Masjid Tiban terletak di Desa Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Lokasinya satu arah dengan Pantai Sendang Biru. Pun, tidak ada tarif masuk alias gratis.
(Tripnesian)



Saturday, 12 November 2016

Gemerlap suasana malam tahun baru di Kota Batu

<img src='tripnesian_malam-tahun-baru-di-kota-batu_01.jpg' width='100' height='100' alt='tahun baru di kota batu'/>
Menara masjid Jami An Nur diantara ribuan umat muslim yang sedang istighosah pada perayaan tahun baru di Alun- alun Kota Batu (1/1/2016) Malam.

Merencanakan liburan tahun baru seakan menjadi sebuah tradisi yang wajib dilakukan oleh sebagian besar orang, khususnya di Indonesia. Destinasinya pun berbeda-beda menurut selera masing-masing. Liburan ke Kota Batu salah satunya. Kota yang berjuluk Kota Wisata ini menjadi destinasi ribuan wisatawan dari berbagai daerah terutama di Jawa Timur untuk merayakan momen pergantian tahun.

Saat malam tahun baru hingga hari H kota ini mendadak ramai. Jalanan sarat akan kendaraan bermotor. Pinggiran jalan sebagiannya dipenuhi para pedagang dadakan yang mencari peruntungan.


Ada dua spot yang ramai dikunjungi, yakni Alun-alun Batu dan wisata Gunung Banyak atau dikenal dengan Paralayang.


Selain menikmati kuliner khas ketan yang terkenal itu, ada pemandangan berbeda saat perayaan malam tahun baru di Alun-alun Kota Batu. Ribuan umat muslim dari Kota Malang dan Batu berkumpul melakukan Istighosah yang diselenggarakan tiap malam tahun baru . Mereka menggemakan takbir dan shalawat.


Tak sedikit wisatawan yang terlarut akan suasana itu. Mereka ikut bertakbir dan shalawat dengan diiringi puluhan kembang api yang mewarnai langit.


<img src='tripnesian_malam-tahun-baru-di-kota-batu_02.jpg' width='100' height='100' alt='tahun baru di kota batu'/>
Gemerlap Kota Batu dilihat dari puncak Gunung Banyak, Kota Batu (1/1/2016) Malam.

Sementara itu antrean kendaraan bermotor berjubel, memenuhi jalanan menuju wisata Paralayang. Sekitar kurang lebih 1 Km panjangnya antrean rombongan pengunjung. Di puncak gunung, tampak ratusan wisatawan yang sebagian besar adalah kaum muda sedang menikmati pemandangan Kota Batu dari atas. Sembari menikmati makanan dan minuman hangat yang disajikan oleh warung sederhana yang ada di lokasi.

Lanskap Kota Batu jika dilihat dari tempat wisata ini memang sangat  indah, terutama pada malam hari. Gemerlap cahaya lampu kota bak berlian yang terhampar di bawah kaki Gunung Panderman.


Pesta kembang api pun mewarnai suasana malam tahun baru di Gunung Banyak. Kembang api yang sengaja dibawa oleh pengunjung itu dinyalakan secara bergantian saat pukul 12 pas. Cukup memecah suasana dan dinginnya suhu di puncak Gunung Banyak yang tingginya 1200 Mdpl.  


Tak hanya keindahan lanskap dan kemeriahan itu saja yang dicari di Gunung Banyak. Ratusan orang tersebut juga ingin menyaksikan momen matahari terbit di awal tahun.
(Tripnesian)