Tuesday, 15 November 2016

Balada para pematung Trowulan Mojokerto


<img src='tripnesian_kerajinan-patung-trowulan_01.jpg' width='100' height='100' alt='kerajinan patung trowulan'/>
Pematung sedang memahat patung di Desa Jati Sumber, Trowulan, Mojokerto, (29/10) Siang

Trowulan, menyusurinya seolah waktu berputar kembali pada masa silam. Bagaimana tidak, di daerah ini banyak ditemukan situs peninggalan Kerajaan Majapahit. Demikian pula dengan kerajinan patungnya, hingga kini masih terpelihara dengan baik.

Sebut saja Pematung Trowulan, keberadaanya saat ini tersebar di 2 kelurahan yakni Kelurahan Bejijong dan Ringin Lawang, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Salah satunya di  Desa Jati Sumber, Kelurahan Bejijong. Hampir seluruh warga desa ini adalah pematung.

Berbagai macam patung diproduksi oleh mereka, antara lain patung budha,  wisnu, siwa, dwarapala, dan ganesha. Ukurannya pun cukup beragam, mulai dari ukuran paling kecil 15 sentimeter hingga besar 4 meter.

Waras (45), salah satu pematung di Desa Jati Sumber yang meneruskan profesi dari mendiang bapaknya. Ia mulai menekuni kerajinan ini  sejak umur 16 tahun. Dari bapaknya lah Waras belajar membuat patung.

"Rata-rata pematung di Trowulan adalah profesi turunan," ujarnya, saat ditemui di rumah produksinya, (2/6/2015) Siang.

Patung yang diproduksi Waras terbuat dari batu hitam (andesit) dan batu hijau. Ia mengatakan yang membedakan dari bahan baku tersebut adalah daya tahannya. Bahan baku batu andesit lebih tahan lama daripada batu hijau. Harganya pun berbeda, patung batu andesit berkisar antara Rp 500 Ribu hingga Rp 19 Juta. Misalnya patung ganesha ukuran 60 sentimeter ia jual Rp 1,7 Juta. Sedangkan patung batu hijau ukuran 75 sentimeter sebesar Rp 250 Ribu. Patokan harga tersebut sesuai ukuran dan tingkat kesulitannya.

“Yang paling sering dipesan adalah patung Budha. Pemesan paling banyak dari Bali, India, Jerman, Amerika, Korea, Jepang, dan Thailand,” ungkap Waras.

<img src='tripnesian_kerajinan-patung-trowulan_03.jpg' width='100' height='100' alt='kerajinan patung trowulan'/>
Pematung sedang memahat patung di Desa Jati Sumber, Trowulan, Mojokerto, (2/6) Siang

Ia menuturkan proses pembuatannya memakan waktu 1 minggu hingga 1 bulan. Patung Budha ukuran 2 meter membutuhkan waktu 2 minggu.

Sementara itu, ada juga home industry yang memproduksi patung berbahan dasar campuran semen dan pasir (cor). Patung cor lebih cepat pengerjaannya. Ukuran 2 meter bisa selesai dalam waktu 3 hari. Harganya pun cukup murah, patung cor ukuran 2 meter dihargai Rp 2 Juta.

Proses pembuatan patung cor berbeda tidak seperti patung batu yang dibuat dengan cara dipahat. Patung cor dibuat menggunakan cetakan atau mal. Oleh karena itulah pembuatannya lebih cepat daripada patung batu.


Jika dilihat sekilas patung cor memang seperti patung batu. Namun, perbedaannya terletak pada guratan pahatannya, dan sudah pasti daya tahannya lebih rapuh daripada patung batu.

Persaingan antara keduanya memang ketat dipasaran. Tentu dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing. Namun, bisa jadi keberadaan patung cor menjadi ancaman bagi pematung batu. (Tripnesian)


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment