Thursday, 17 November 2016

Gereja Kayutangan, gereja tertua bergaya neo gothic di Kota Malang

<img src='tripnesian_gereja-kayutangan-malang_01.jpg' width='100' height='100' alt='gereja kayutangan malang'/>
Gereja Kayutangan di tengah padatnya lalu lintas di Jl MGR Sugiyopranoto, Kota Malang (10/1) Sore.

Tak hanya Kota Surabaya yang sarat akan bangunan bersejarah. Kota Malang juga memiliki banyak bangunan yang menjadi saksi bisu zaman pra kemerdekaan. Salah satunya adalah Gereja Kayutangan yang terletak di  di Jl. MGR Sugiyopranoto, Klojen, Utara Alun-alun Kota Malang. Tempat peribadatan umat Katolik ini bangunan religi tertua di Kota Malang.

Bangunan bergaya Neo Gothic Eropa ini secara resmi berdiri pada 4 Juni 1897. Sebenarnya nama gereja ini adalah Gereja Paroki Hati Kudus Yesus (HKY). Namun karena terlalu panjang untuk disebutkan, maka diberi nama Kayutangan. Nama tersebut berhubungan dengan letak gereja yang berada di Kajoetangan Straat, nama jalan di kawasan tersebut sebelum diganti menjadi jalan MGR Sugiyopranoto.


Sebelum dibangun gereja, tempat ini adalah pendopo Kabupaten Malang masa kepemimpinan Bupati Kanjeng Raden Aryo Tumenggung Notodiningrat. Pendopo tersebut sekaligus digunakan tempat beribadah umat Katolik yang dipimpin oleh Romo Godefriedus Daniel Augustinus Joncbloet.

 
Menilik buku “Seabad Paroki Hati Kudus Yesus”, pengajuan pendirian Gereja Kayutangan diurus oleh Mgr Walterus Jacobus Staal S.J pada 4 Januari 1897. Mgr Staal mengajukan ke pemerintah Hindia Belanda mengenai pembentukan stasi Malang. Selang enam bulan, yakni pada 4 Juni 1897 pemerintah Hindia Belanda memberikan izin pendirian Gereja Kayutangan dengan dikeluarkannya surat keputusan Gouvernements-besluit. Tanggal itulah yang menjadi hari berdirinya Gereja Kayutangan.

Sedangkan pembangunan gereja dimulai pada tahun 1905, delapan tahun setelah surat izin pendirian tersebut keluar. Dibangun dengan gaya neo gothic yang diperkenalkan oleh arsitek terkenal dari Belanda, yaitu Dr. P.J.H Cuypers (1827-1921).


<img src='tripnesian_gereja-kayutangan-malang_03.jpg' width='100' height='100' alt='gereja kayutangan malang'/>
Suasana di dalam gereja Kayutangan, (10/1) Siang.

Seni bangunan itu merupakan ciri khas bangunan Eropa pada pertengahan abad ke-19. Bentuk bangunannya yang tinggi, memiliki kerangka yang kokoh pada dinding dan atap, jendela serta pintu yang besar berbentuk lengkungan meruncing ke atas dan dinding yang dibangun dengan konstruksi  skelet.

Gereja Kayutangan hingga saat ini masih aktif digunakan tempat beribadah umat Katolik. Tak terkecuali pada saat perayaan hari besar, seperti Natal dan Paskah. Selain itu ada juga pengunjung yang sekedar menyaksikan bangunannya dan hunting foto di sekitar gereja. (Tripnesian)

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment