Sunday 27 November 2016

Candi Singosari, penanda akhir Sang Raja

Candi Singosari, Malang, Selasa (12/1) Siang.

Keberadaanya membeku di tengah zaman. Layaknya artefak, candi Singosari menjadi salah satu penanda sebuah peradaban zaman Kerajaan Hindu-Budha di Jawa Timur, Indonesia. Pun, menyimpan lembaran kisah masa silam.

Meski membisu dan membatu, tapi membuka kisah diantara ribuan kisah masa lalu di Singosari, Kabupaten Malang. Adalah kisah raja terakhir dari Kerajaan Singosari, yakni Kertanegara. Raja yang memimpin Singosari pada tahun 1268 hingga 1292.
 

Membaca kisahnya di website Perpustakaan Nasional Indonesia (Perpusnas) , Raja Kertanegara terbunuh saat perang melawan Kerajaan Kediri. Perpusnas menyebutkan bahwa Kertanegara adalah Raja terakhir Singosari. Pemerintahannya ditumbangkan oleh Raja Kediri, yakni Jayakatwang. Akhirnya dibangunlah candi Singosari untuk menghormati serta sebagai persembahan kepada Sang Raja. Belum diketahui secara pasti kapan candi ini dibangun. Namun, para ahli purbakala memperkirakan candi Singosari dibangun pada tahun 1300.

Sementara itu, menilik dari Wikipedia, kisah candi Singosari disebutkan dalam Kitab Negarakertagama pupuh 37:7 dan 38:3, bahwa candi ini merupakan tempat "pendharmaan" bagi raja terakhir Singasari , Sang Kertanegara, yang meninggal pada tahun 1292 akibat istana diserang tentara Gelang-gelang yang dipimpin oleh Jayakatwang.

Kisah Ken Arok dan Singosari

Berawal dari Ken Arok Kerajaan Singosari lahir. Ia melakukan kudeta dengan pembunuhan terhadap Akuwu atau kepala pemerintahan setingkat Kecamatan di Tumapel. Tumapel adalah salah satu daerah di Malang yang dibawahi oleh Kerajaan Kediri. Adalah Tunggul Ametung yang menjabat sebagai Akuwu kala itu.

Kecantikan dari Ken Dedes yang menjadi motif Ken Arok untuk membunuh dan mengambil alih posisi Tunggul Ametung. Ken Dedes adalah putri Mpu Purwa dari Desa Panawijen dan juga istri Tunggul Ametung.

Setelah berhasil mengambil alih posisi Tunggul Ametung, Ken Arok pun berhasil menaklukkan Kerajaan Kediri yang saat itu dipimpin oleh Raja Kertajaya. Kemudian Ken Arok mendirikan Kerajaan Singosari.

Dalam webite Perpusnas mengatakan bahwa Ken Arok adalah anak dari hasil hubungan gelap seorang wanita Desa Panawijen yang bernama Ken Endog dengan Batara Brahma. Tak lama setelah dilahirkan, Ken Arok dibuang oleh ibunya di sebuah pekuburan, kemudian ditemukan dan dirawat oleh seorang pencuri ulung. Dari ayah angkatnya inilah Ken Arok belajar tentang segala siasat serta taktik dalam perjudian, pencurian dan perampokan. Hingga ia dikenal sebagai perampok yang sangat ditakuti di wilayah Tumapel.

Di tengah profesinya sebagai perampok, Ken Arok bertemu dengan Lohgawe, seorang brahmana yang menasehatinya agar meninggalkan dunianya yang hitam. Ken Arok pun akhirnya berhenti menjadi perampok, lalu mengabdikan diri sebagai prajurit Tumapel.

Sebagai prajurit ia wajib menjalankan perintah dari pemimpinnya. Hingga suatu ketika ia mendapat tugas untuk mengawal Ken Dedes yang hendak menjenguk ayahnya yang berada di Desa Panawijen. Berawal dari tugas inilah tumbuh hasrat cinta Ken Arok kepada Ken Dedes.

Saat itu, kain panjang yang dikenakan Ken Dedes menyingkap ketika turun dari Kereta. Sekilas betisnya pun terlihat oleh Ken Arok. Ia melihat cahaya yang menyilaukan di betis Ken Dedes.

Kejadian tersebut membuatnya gelisah. Ia pun menanyakan hal itu kepada Mpu Purwa. Sang Mpu menjelaskan sinar yang dilihatnya itu adalah pertanda bahwa Ken Dedes ditakdirkan sebagai wanita yang akan menurunkan raja-raja di Pulau Jawa.


<img src='tripnesian_candi-singosari-malang_02.jpg' width='100' height='100' alt='candi singosari'/>
Pintu utama candi Singosari (kiri). Arca Dewi Parwati didampingi kedua anaknya Kartikeya dan Ganesha (kanan) di Candi Singosari, Selasa (12/1) Siang.

Mendengar penjelasan itu, Ken Arok pun mempunyai keinginan untuk mengambil alih posisi Tunggul Ametung. Lalu, ia memesan keris kepada Mpu yang berada di Tumapel, yakni Mpu Gandring.

Keris pesananya tak kunjung selesai, karena memang butuh waktu yang lama untuk menempa dan ritualnya. Tak sabar menunggu dan ia pun menjadi sangat marah. Keris yang belum selesai itu kemudian diambil secara paksa, dan menusukkan ke tubuh Sang Mpu. Di ujung ajalnya Mpu Gandring mengutuk perbuatan Ken Arok, bahwa keris itu akan meminta korban tujuh nyawa termasuk Ken Arok.

Setelah kejadian itu, keris buatan Mpu Gandring tersebut  dipinjamkan kepada temannya, yaitu Kebo Ijo. Sifat dasar Kebo Ijo yang suka pamer itu mengatakan kepada teman-teman prajuritnya bahwa keris itu adalah miliknya.
Setelah banyak orang yang mengetahui keris itu adalah miliknya, lalu Ken Arok mencurinya dan digunakan untuk menikam Tunggul Ametung. Tuduhan pun jatuh kepada kebo Ijo. Sementara Ken Arok berhasil menggantikan kedudukan Tunggul Ametung dan menikahi Ken Dedes.

Ken Arok menobatkan dirinya sebagai Raja Singosari yang pertama setelah berhasil menaklukkan Kerajaan Kediri. Pernikahannya dengan Ken Dedes melahirkan seorang putra yang bernama Mahisa Wongateleng, Sedangkan dari istri keduanya Ken Umang ia mendapatkan seorang putra bernama Tohjaya.

Selang beberapa waktu, kutukan Mpu Gandring pun mulai berlaku. Ken Arok dibunuh dan digantikan kedudukannya oleh Anusapati, anak  Tunggul Ametung dengan Ken Dedes. Kemudian, Anusapati dibunuh dan digantikan kedudukannya oleh Tohjaya. Lalu, Tohjaya dibunuh serta digantikan oleh Ranggawuni, anak Anusapati. Ranggawuni dinobatkan sebagai raja dengan gelar Jayawisnuwardhana, dan  kemudian digantikan oleh putranya, yaitu Joko Dolog yang bergelar Kertanegara  pada tahun 1268. (Tripnesian)



Artikel Terkait