Monday 14 November 2016

Masjid Tiban Malang, antara mitos dan keindahan arsitekturnya

<img src='tripnesian_masjid-tiban-malang_05.jpg' width='100' height='100' alt='masjid tiban malang'/>
Sebagian bangunan dari Masjid Tiban dilihat dari lantai lima, (15/5) Siang.

Malang Selatan memiliki sebuah bangunan masjid yang unik dan megah. Keberadaanya menyita perhatian banyak wisatawan dari berbagai daerah. Adalah Masjid Biharu Bahri'asali Fadlaailir Rahmah atau yang dikenal dengan Masjid Tiban.

Bangunan masjid yang berada di “tengah” kampung ini sebenanya adalah pondok pesantren yang bernama Biharu Bahri'asali Fadlaailir Rahmah. Sedangkan nama Masjid Tiban sendiri adalah penyebutan banyak orang terkait isu pembangunannya yang dibantu oleh 1000 pasukan jin.


Namun, saat saya bertanya pada salah satu pengurus pondok, Alif, pondok ini 100% dibangun oleh manusia. Ia mengatakan ide dan konsep pembangunannya adalah hasil istikharah dari mendiang sang pendiri pondok, yakni KH Achmad Bahru Mafdloludin Sholeh yang akrab disapa Romo Kyai. Istikharah atau memohon petunjuk kepada Allah SWT tersebut membuahkan hasil, yakni sebuah petunjuk untuk membangun pondok pesantren beserta detil arsitekturnya.


“Romo Kyai tidak memiliki keahlian dalam hal arsitektur, semua bentuk bangunan diilhami atas petunjuk dari istikharah itu,” ungkap Alif, saat ditemui di pondok, Sabtu (14/5/2016) siang.

Alif menceritakan, awal pembangunannya dimulai pada tahun 1987 hingga 1992. Dalam jenjang waktu tersebut, Romo Kyai dengan dibantu oleh para santrinya berhasil membangun tiga lantai.


Pembangunan sempat terhenti karena belum memiliki izin mendirikan bangunan (IMB). Hingga pada tahun 1999 pembangunan pondok dilanjutkan kembali setelah mendapatkan IMB.


“Sepeninggal Romo Kyai pada tahun 2010 pembangunan dilanjutkan oleh para santri,” tambah Alif. Hingga saat ini para santri berhasil membangun hingga  11 lantai.


<img src='tripnesian_masjid-tiban-malang_06.jpg' width='100' height='100' alt='masjid tiban malang'/>
Kuade (kiri) dan gua di Masjid Tiban, Malang, (15/5) Siang.

Masjid Tiban berdiri di atas tanah seluas 7 hektar. Memiliki 11 lantai dengan gaya arsitektur Timur Tengah, India, dan Romawi. Namun, anehnya dalam proses pembangunannya Romo Kyai sebelumnya tidak memiliki rencana apapun terhadap gaya arsitektur bangunan.

“Bangunan ini tidak mengadopsi kultur dari negara manapun, semua adalah hasil dari istikharah dari Romo Kyai,” imbuh Alif.


Bangunan depan masjid ini adalah gapura pintu masuk berukuran besar dan tinggi. Setelah itu di area halaman masjid atau pondok ada sejumlah bangunan yang menyerupai bangunan kuil di India


Memasuki masjid, yakni di lantai 1 dan 2, kita akan menjumpai ruangan yang penuh dengan ukiran floral dan kaligrafi ayat-ayat Al Quran. Selain itu di lantai 2 ada pelataran dengan lantai warna-warni. Biasanya kedua lantai ini digunakan pengunjung untuk berselfie dan beristirahat. 

Naik ke lantai 3 terdapat akuarium ikan air tawar. Kemudian, di lantai 4 Anda akan menemui kursi pengantin atau kuade, biasanya lantai ini digunakan untuk prosesi akad nikah. 


Melangkah ke atas, di lantai 5 adalah tempat untuk melaksanakan shalat wajib, Idul Fitri, Idul Adha, dan merayakan hari-hari besar Islam lainnya. Di lantai ini juga ada sebuah mimbar yang indah. Selanjutnya, lantai 6 merupakan tempat persinggahan para santri beserta keluarganya.


Lantai 7 dan 8 ada pertokoan yang menjual pernak pernik busana Muslim, makanan dan minuman ringan, serta oleh-oleh berupa kerajinan tangan seperti miniatur mobil dan kereta. Sedangkan, lantai 9 adalah ruang kosong berbentuk kubah.

Lantai 10 terdapat lorong menyerupai sebuah gua, biasanya digunakan oleh santri dan pengunjung untuk mengaji. Di lantai paling atas kita bisa melihat bentuk bangunan masjid dari atas lewat celah-celah jendela bergaya Timur Tengah. Dan masih banyak lagi ruangan yang unik dan indah di dalam masjid ini.

Tiap hari ribuan pengunjung datang silih berganti. Tak hanya pengunjung lokal, dari luar negeri juga banyak yang mengunjungi pondok pesantren ini, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, hingga Mesir. Bahkan artis papan atas dan sejumlah pejabat negara juga pernah berkunjung ke sini, antara lain,  mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Gus Dur, Jusuf Kalla, Desi Ratnasari, Krisdayanti, Anang Hermansyah, Dik Doang, Krisna Mukti, dan Tukul.


Masjid Tiban terletak di Desa Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Lokasinya satu arah dengan Pantai Sendang Biru. Pun, tidak ada tarif masuk alias gratis.
(Tripnesian)



Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment