Sunday 20 November 2016

Sajian teh dan panorama di Kebun Teh Wonosari Malang

<img src='tripnesian_kebun-teh-wonosari_01.jpg' width='100' height='100' alt='kebun teh wonosari malang'/>
Portrait salah satu buruh pemetik di kebun teh Wonosari, Malang (25/2) Siang.

Sejumlah buruh pemetik tengah sibuk di pematang kebun teh Wonosari, Lawang, Kabupaten Malang (25/2) Pagi. Beberapa ada yang baru datang, lalu segera bergabung dengan yang lainnya. Di sela memetik teh, mereka saling berbicara membahas sesuatu atau hanya gurauan kecil untuk mengusir jenuh.

Di kebun teh Wonosari ada ratusan buruh pemetik teh. Mereka tersebar di seluruh area kebun ini. ada sejumlah area yang terbagi untuk memudahkan para buruh pemetik.  Salah satunya di area kebun sebelum pintu tiket masuk wisata.


Daun-daun teh yang mereka petik itu kemudian dibawa ke pabrik teh Wonosari untuk diolah. Pabrik tersebut berada di dalam tempat wisata ini. Pengunjung bisa melihat langsung proses pengolahannya dari awal hingga akhir. Tentu mendaftarkan diri dulu ke kantor yang disediakan khusus untuk pendaftaran pengunjung yang ingin melihat prosesnya di pabrik.

Hasil olahan teh dari pabrik tersebut juga bisa dinikmati di kedai teh yang diberi nama “Tea House”. Tempatnya tidak jauh sekitar 50 meter dari pabrik.  Di muka kedai ada sebuah taman air yang di tengahnya terdapat monumen cangkir berukuran besar. Kedai Tea House menyediakan menu teh olahan pabrik teh Wonosari, Teh  Rolas namanya. Harganya sangat murah, satu tekonya dihargai Rp 20 Ribu. Selain itu juga menyediakan menu minuman dan makanan lainnya. Menikmati sajian teh dengan suasana nyaman nan sejuk di kedai Tea House membuat siapapun tak ingin beranjak.  


Berjalan lebih ke dalam lagi kita akan menjumpai hamparan kebun teh dengan dikelilingi pepohonan yang rimbun. Di salah satu area perkebunan ada papan yang bertuliskan “Teh ini ditanam pertama kali di Wonosari Th. 1910”. Ya, memang perkebunan ini sudah sejak zaman colonial Belanda.

Menurut sejumlah literatur, Kebun teh Wonosari didirikan oleh perusahaan Belanda yang bernama NV Cultur Maatschappy. Awalnya kebun ini ditanami teh dan kina pada tahun 1910. Hingga saat Jepang menduduki Indonesia pada tahun 1942, sebagian tanaman teh diganti dengan tanaman pangan. Namun, pada saat Indonesia mencapai kemerdekaannya, perkebunan ini kembali ditanami teh oleh pemerintah Indonesia yang dikelola oleh Pusat Perkebunan Negara (PPN).  Saat ini, kebun teh Wonosari dikelola oleh PTP Nusantara XII, digunakan untuk diversifikasi pengolahan kebun teh dan dikembangkan sebagai wisata agro.


<img src='tripnesian_kebun-teh-wonosari_04.jpg' width='100' height='100' alt='kebun teh wonosari malang'/>
Kedai Tea House dan monumen cangkir (foto kiri), dan satu teko Teh Rolas (25/2) Pagi.

Seluas 370 Hektar kebun teh Wonosari menghampar di kaki Gunung Arjuna. Berhawa sejuk dengan ketinggian 950 hingga 1200 Mdpl. Ribuan pucuk daun teh yang berumur ratusan tahun tertanam di kebun ini. Pucuk daun teh asal India dan Cina.

Keindahan panoramanya pun tak kalah. Di salah satu area perkebunan ada panorama yang sedap dipandang. Sajian visual para pemetik teh yang beraktifitas di tengah kebun dengan latar belakang Gunung Arjuna sangatlah sedap dipandang mata. Namun sayang, waktu itu para buruh sedang memetik di area lain. Sehingga hanya tersaji panorama kebun dan latar belakang  Gunung Arjuna saja.

Wisata agro kebun teh Wonosari terletak di Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, sekitar kurang lebih 30 km dari Kota Malang dan 80 km dari Kota Surabaya. Buka tiap hari mulai pukul 07.00 WIB hingga 17.00 WIB. Tarif tiketnya sangat murah, hanya sebesar Rp 10 Ribu per orang sudah bisa menikmati keindahan alam nya. (Tripnesian)


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment